kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tagihan seret, Millenium Pharmacon (SDPC) batasi penjualan ke rumah sakit pemerintah


Jumat, 20 Desember 2019 / 14:30 WIB
Tagihan seret, Millenium Pharmacon (SDPC) batasi penjualan ke rumah sakit pemerintah
ILUSTRASI. Millenium Pharmacon (SDPC) mulai membatasi penjualan produk farmasi ke rumah sakit pemerintah.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Millenium Pharmacon International Tbk (SDPC) bakal mengurangi distribusi obat ke rumah sakit pemerintah di tahun depan. Alasannya, laba SDPC tergerus akibat tagihan ke rumah sakit pemerintah tertahan.

Direktur Utama Millenium Pharmacon International Mohammad Muhazni Mukhtar mengatakan, kontribusi rumah sakit pemerintah hingga akhir September 2019 sebesar 25,4% dari seluruh penjualan SDPC.

Adapun komposisi penjualan SDPC di kuartal III 2019, penjualan ke apotek berkontribusi sebesar 35%. Diikuti rumah sakit swasta sebesar 25,8% kemudian rumah sakit pemerintah 25,4%, dan sisanya  11,3%  dari toko obat, minimarket, dan lainnya.

Baca Juga: Millenium Pharmacon (SDPC) tambah tiga prinsipal baru di akhir tahun

Bisa dibilang, sebetulnya komposisi penjualan obat dari rumah sakit pemerintah ke SDPC cukup besar.

"Mulai tahun ini SDPC sudah mulai selektif memilih rumah sakit pemerintah. Buktinya saja kontribusi penjualan RS pemerintah di kuarta I 2019 masih 28% lalu turun menjadi 25,4% di akhir September 2019," jelasnya dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/12).

Muhazni menekankan sampai dengan saat ini Millenium Pharmacon telah  mendistribusikan produk farmasi ke hampir 900 rumah sakit pemerintah. Adapun di antara ratusan rumah sakit tersebut diakui banyak yang membayar sesuai dengan tenggat waktu.

Melansir laporan keuangan perusahaan di akhir September 2019, laba Millenium Pharmacon tergerus hingga 47% menjadi Rp 9,11 miliar dari Rp 17,19 miliar di periode yang sama tahun lalu. Padahal penjualan SDPC tumbuh 17% menjadi Rp 2,02 triliun.

Laba SDPC tergerus beban yang meningkat. Salah satu yang terbesar adalah biaya keuangan yang naik hingga 63% yoy menjadi Rp 40,36 miliar.

Muhazmi mengakui peningkatan biaya keuangan memang lebih banyak disebabkan suku bunga acuan di awal tahun yang masih tinggi yakni di level 6%. Meski demikian, faktor lainnya karena delay payment dari rumah sakit pemerintah dan channel lainnya.  

Baca Juga: Pacu Kinerja, Millennium Pharmacon (SPPC) Akan Merilis Produk Sendiri

Di tahun depan, Millenium Pharmacon akan lebih fokus pada rumah sakit pemerintah yang pembayarannya bagus. "Meski dibatasi, pengurangannya tidak drastis" ujarnya.  

Selain itu salah satu strategi andalan perusahaan adalah menambah distribusi produk di kategori lain yakni produk Over The Counter (OTC) dengan menambah prinsipal baru. Cara ini digunakan untuk memperdalam pasar yang lebih modern, seperti digital market, minimarket, supermarket, dan apotek.

"Tahun depan, kami akan memperbesar kontribusi dari apotek yang sebelumnya 35% menjadi 38% di 2020," kata Muhazni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×