kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.614   22,00   0,13%
  • IDX 6.948   115,61   1,69%
  • KOMPAS100 1.006   18,58   1,88%
  • LQ45 780   15,05   1,97%
  • ISSI 221   2,39   1,10%
  • IDX30 405   7,65   1,93%
  • IDXHIDIV20 477   9,48   2,03%
  • IDX80 113   1,82   1,63%
  • IDXV30 116   1,59   1,39%
  • IDXQ30 132   2,92   2,26%

Tahu Petis Semarang Merangsek Ibukota


Jumat, 09 Januari 2009 / 07:23 WIB
Tahu Petis Semarang Merangsek Ibukota


Reporter: Aprillia Ika |

JAKARTA. Siapa sangka jika jajanan khas kakilima Semarang dapat tampil menjadi camilan favorit masyarakat Jakarta? Nah, menyusul kesuksesan lumpia dan bandeng presto, kini giliran tahu petis Semarang yang unjuk gigi.

Tahu petis merupakan makanan dari tahu yang dibumbui dengan petis yang berwarna hitam kental di dalamnya. Petis sendiri merupakan pasta udang dan terigu yang rasanya manis. Warna hitam petis merupakan warna olahan makanan udang jika dimasak lama-lama.

Lantaran belum banyak pengusaha makanan yang melirik tahu petis, maka Wieke Anggraini pun berani meninggalkan dunia kantor demi terjun menggeluti usaha tahu petis tahun 2006 silam. Nama gerainya, Tahu Petis Yudhistira.

Kini, Wieke sudah punya lima outlet di beberapa pusat perbelanjaan Jakarta. Misal di lantai 4 Jembatan Penghubung ITC Kuningan, di Food Court Plaza Indonesia, serta di Jl. Boulevard Kelapa Gading.

Dari kerja kerasnya tersebut, ibu satu putra ini meraup omzet rata-rata Rp 1,5 juta saban harinya.

Awalnya, dengan bermodal Rp 3 juta Wieke nekat membuka usaha tahu petis di depan pasar Tebet. Waktu itu modalnya habis untuk membeli gerobak dan peralatannya.

Sebelumnya, Wieke sudah meriset penerimaan pasar atas bumbu petisnya. Petisnya tidak dibuat semanis aslinya sehingga bisa diterima lidah masyarakat Jakarta atau bahkan lidah orang luar Jawa.

Tampilannya memang membuat orang penasaran. Akan tetapi setelah mencoba, rasa tahu pong yang lembut dengan petis terasa gurih di mulut. Tak heran jika penggemar petis Yudhistira makin banyak saban harinya.

Dengan ukuran tahu sekitar 3X3 sentimeter, dan tebal 2 sentimeter, diiris bagian tengahnya untuk diisi bumbu petis. Harga jualnya Rp 2000 per potong. Dari petis yang dijualnya tersebut, Wieke mendapat margin sekitar 30%.

Tak hanya itu. Untuk mengangkat citra kakilima tahu petis, Wieke lantas mengepaknya dengan kardus Converpak yang sudah aman buat makanan. Warnanya pun dibuat semenarik mungkin.

"Satu kardus muat 20 tahu, hanya untuk pembelian diatas 10 dan delivery order," ujarnya.

Menurut Wieke, bahan baku tahu pong putih dibelinya dari supplier Jakarta. Tak seperti tahu Sumedang yang alot, tahu pong putih ini sangat empuk.

Tiap 2 hari sekali, Wieke bisa mendrop sekitar 200 buah tahu tiap outletnya. "Kalau akhir pekan bisa lebih," ujarnya.

Sementara untuk bahan baku bumbu petisnya, Wieke harus mengimpornya langsung dari Semarang, kota asalnya. Bumbu petis olahan Wieke merupakan bumbu resep keluarga.

"Tahun depan saya ingin memasukkan bumbu petis buatan saya ke pasar modern," ujarnya bersemangat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×