kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Kemenperin: Tak Ada PHK, Panasonic Indonesia Jadi Basis Ekspor ke 80 Negara


Selasa, 13 Mei 2025 / 14:09 WIB
Kemenperin: Tak Ada PHK, Panasonic Indonesia Jadi Basis Ekspor ke 80 Negara
ILUSTRASI. Jubir Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan PHK yang dilakukan di Panasonic Holding tidak terjadi di Indonesia.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Panasonic Holdings mengumumkan rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawan secara global. Di tengah kabar tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan PHK tersebut tidak terjadi di Indonesia.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief mengungkapkan bahwa Indonesia tetap menjadi salah satu basis produksi penting bagi Panasonic di kawasan Asia Tenggara. Febri bilang, PHK yang terjadi di Panasonic Holdings tidak berdampak pada operasional Panasonic di Indonesia.

"Pabrik di Indonesia justru menjadi basis ekspor ke lebih dari 80 negara, yang mencerminkan daya saing industri elektronik nasional yang sangat kuat,” ungkap Febri melalui keterangan tertulis yang disiarkan Senin (12/5).

Febri mengakui, utilisasi industri elektronik sedang berada pada level yang rendah, yakni 50,64% pada triwulan I tahun 2025. Sedangkan sebelum masa pandemi Covid-19, utilisasi sektor ini mencapai 75,6%.

Baca Juga: Apakah PHK Panasonic Terjadi di Indonesia? Ini Jawaban Kemenperin

Kondisi ini menjadi pengingat bagi pelaku industri dan para karyawan untuk terus beradaptasi dan melakukan transformasi agar tetap kompetitif. “Persaingan global di sektor elektronik semakin ketat. Ini adalah peringatan bahwa transformasi teknologi, peningkatan produktivitas, dan efisiensi operasional adalah kunci untuk bertahan hidup,” imbuh Febri.

Pemerintah pun berkepentingan untuk menaikkan utilisasi tersebut melalui perlindungan pasar domestik dari gempuran produk elektronik impor. Febri bilang, pemerintah juga fokus menjaga investasi elektronika yang ada di Indonesia serta menarik investasi baru.

Menurut Febri, Indonesia memiliki keunggulan besar sebagai pasar domestik yang kuat. “Pasar dalam negeri Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di kawasan, dan pemerintah mendukung penuh penguatan industri melalui kebijakan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri),” tegas Febri.

Febri menambahkan, Asia Tenggara termasuk Indonesia kini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi global. Oleh sebab itu, menjaga stabilitas industri dan mendorong daya saing menjadi agenda prioritas pemerintah.

Sebagai langkah konkret, imbuh Febri, Kemenperin terus berupaya mendorong peningkatan produktivitas industri elektronik melalui berbagai program. Mulai dari pemberian insentif, pelatihan tenaga kerja industri, hingga penguatan ekosistem manufaktur berbasis teknologi tinggi.

“Kami optimistis, dengan dukungan kebijakan yang tepat dan sinergi kuat antara pelaku industri dan pemerintah, sektor elektronik di Indonesia akan terus tumbuh dan berkontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional,” tutup Febri.

Baca Juga: Panasonic PHK 10.000 Karyawan, Pemerintah Diminta Bertindak Cepat!

Selanjutnya: Ekspor Batubara Indonesia Tertekan di Awal Tahun 2025, Terendah dalam 3 Tahun

Menarik Dibaca: Ancam Posisi KKN di Desa Penari, Jumlah Penonton Film Jumbo Tembus 9,47 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×