Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Startup Chickin yang bergerak di bidang peternakan ayam belum lama ini mendapat pinjaman (loan) dari Bank DBS Indonesia sebesar Rp 250 miliar.
Setelah mendapat pendanaan tersebut, Chief Executive Officer Chickin Tubagus Syailendra W mengatakan, fokus perusahaan ke depan adalah meningkatkan sistem tata kelola.
Saat ini Chickin tidak ingin agresif meningkatkan jumlah market share. Akan tetapi berupaya menyeimbangkan rata – rata pertumbuhan dengan kesehatan bisnis.
Baca Juga: Bank DBS Indonesia Salurkan Pinjaman Rp 250 Miliar untuk Chickin
“Kita mengejar sustanaibility company sampai di level cashflow. Kita menginginkan pertumbuhan (bisnis) dua kali lipat,” ujar Tubagus ditemui di Kantor Bank DBS, Senin (20/1).
Tubagus menambahkan, standar feed conversion ratio (FCR) atau perbandingan pemberian pakan dengan hasil adalah 1,7 Kg sampai 1,8 Kg pakan dikonversi menjadi 1 Kg daging.
Dengan menggunakan teknologi yang Chickin miliki, peternak saat ini bisa mengkonversi 1,4 Kg pakan menjadi 1 Kg daging.
“Berarti ada efisiensi sekitar 300 gram sampai 400 gram pakan setiap peternak melakukan budidaya,” ucap dia.
Baca Juga: Menu Terbaru Chatime x Cupbob, Ada KPOP Chikin Isi Ayam dan Tteokpokki 5 Rasa
Selain itu, Chickin berupaya melakukan efisiensi mortalitas atau kematian. Tubagus bilang, Chickin bisa mengurangi tingkat kematian hingga 50%.
Adapun, secara umum tigkat kematian ayam broiler masih di angka 6% sampai 7%.
“Saat ini bisa kita reduce sampai di angka 3%,” kata Tubagus.
Tubagus melanjutkan, telah ada 12.000 kandang mitra peternak, dan terdapat 3 sampai 5 peternak per kandangnya. Kandang mayoritas berada di pulau Jawa khususnya di Jawa Tengah. Dari jumlah tersebut, baru sekitar 10% yang memiliki contract farming dengan Chickin.
“Kita by data sekarang lagi ada 45 juta ekor ayam yang diproduksi per siklus panen (45 hari),” jelas Tubagus.
Melalui contract farming, Chickin menyediakan aplikasi manajemen kandang, hingga climate control berbasis IoT (Internet of Things) yang membantu peternak dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi budidaya.
Baca Juga: DBS Foundation Alokasikan Lebih dari Rp 100 Miliar untuk Tingkatkan Dampak Sosial
Chickin juga melakukan offtake terhadap hasil panen ternak ayam, dan kemudian mendistribusikan ayam dalam bentuk ayam hidup dan ayam potong ke berbagai perusahaan, UMKM hingga pasar lokal di lebih dari 69 kota dan kabupaten di Indonesia.
Saat ini, Chickin telah dipercaya menjadi supplier daging ayam di lebih 200 perusahaan di Indonesia di berbagai sektor bisnis, termasuk hotel, restoran, jasa katering, hingga industri pengolahan makanan.
“Jadi bukan hanya soal produksi, tapi distribusi. Dua hal itu yang jadi kami fokus dan saat ini kami masih dalam terus proses pengembangan,” pungkas Tubagus.
Selanjutnya: Penuhi Kebutuhan Bisnis, Ford Luncurkan Next-Gen Ford Ranger XL Terbaru di Indonesia
Menarik Dibaca: Apakah Minum Air Bisa Menurunkan Gula Darah Tinggi? Ini Jawabannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News