Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Setelah mengoperasikan Malindo Air yang berbasis di Malaysia dan Thai Lion Air yang berbasis di Thailand tahun 2013 lalu, Lion Group kembali berekspansi. Perusahaan penerbangan ini bakal mengoperasikan Australia Batik Air mulai tahun depan.
Sesuai nama, anak usaha baru tersebut bakal berkantor di Negeri Kanguru, Australia. Namun, berbeda dengan dua anak usaha baru yang didirikan lewat usaha patungan, Lion Group akan mendekap 100% saham Australia Batik Air. "Tanpa mitra karena regulasi di negara ini memperbolehkan kepemilikan 100% saham oleh asing untuk penerbangan domestik," ujar Rusdi Kirana, Chief Executive Officer Lion Group.
Alasan perusahaan memilih Australia lantaran pangsa pasar di negara ini memiliki kemampuan untuk membayar tiket full service atau yang bertarif lebih mahal ketimbang tiket penerbangan low cost carier. Untuk tahap awal, Lion Group akan mengoperasikan dua pesawat hingga empat pesawat. Rute domestik yang dilayani adalah Sydney, Melbourne, dan Perth.
Rudi Lumingkewas, Direktur Utama Lion Air menambahkan, tahun ini, Lion Group menargetkan bisa mengangkut hingga 40 juta penumpang. Target ini meningkat dibanding pencapaian Lion Group tahun lalu yang mampu mengangkut 38 juta penumpang.
Berdasarkan kontribusi pendapatan ke Lion Group, Lion Air masih menjadi penyumbang terbesar, yakni 80% terhadap pendapatan induk usaha. "Kami menargetkan tiga tahun sampai empat tahun ke depan bisa menguasai hingga 30% pangsa pasar penerbangan internasional," kata Rusdi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News