kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Tahun Ini, Pasar Teh Indonesia Bakal Semakin Mewangi


Senin, 01 Maret 2010 / 10:19 WIB
Tahun Ini, Pasar Teh Indonesia Bakal Semakin Mewangi


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Tahun ini, produsen teh patut bergembira. Soalnya, harga komoditas ini kemungkinan bakal naik. “Harga membaik karena mutu dan standar teh Indonesia juga membaik,” kata Insyaf Malik, Ketua Asosiasi Teh Indonesia (ATI) kepada KONTAN, Minggu (28/2).

Peningkatan mutu teh Indonesia tidak lepas dari berhasilnya sejumlah perkebunan melakukan perbaikan dan mengantongi sertifikat yang disyaratkan lembaga standar mutu di negara tujuan ekspor, termasuk Eropa. Perbaikan standar mutu di sini tidak hanya mengacu pada standar lingkungan, melainkan juga pengelolaan kebun dan sosial tenaga kerja.

Insyaf menghitung, harga teh Indonesia di pasar internasional tahun ini berpotensi menembus rata-rata US$ 2 per kilogram (kg), lebih tinggi dibanding dengan harganya tahun lalu. Pada transaksi selama Januari dan Februari 2010 harga teh sudah mendekati US$ 1,9 -US$ 2 per kg.

Faktor lain yang menyokong meningkatnya harga teh Indonesia adalah kenaikan permintaan dari negara tujuan ekspor utama seperti Eropa, dan dari negara lain.

Erizal Sodikin, Atase Pertanian di Kedutaan Besar RI di Roma, menambahkan, kenaikan harga teh juga dipengaruhi faktor cuaca. Ia mencontohkan, harga teh tahun lalu naik karena produksi sejumlah negara terganggu akibat cuaca. “India, Srilangka, dan Kenya sebagai produsen teh mengalami kekeringan,” jelas Erizal seperti dikutip laman Kementerian Pertanian.

Ketiga negara itu adalah produsen terbesar teh dunia. Tahun lalu, India mengantisipasi penurunan harga teh dengan cara tidak menambah areal penanaman perkebunan. Akibatnya, produksi mereka pun merosot.

Cuma, aksi India itu ternyata membuat Insyaf khawatir. Menurut dia, langkah Negeri Sungai Gangga ini bisa saja diikuti sejumlah produsen lain, termasuk Indonesia. “Indonesia tidak ada penambahan lahan sehingga produksi 2010 hanya naik 1%-3% dibandingkan 2009,” ujar Insyaf. Celakanya, produksi bisa saja turun jika ada cuaca ekstrim.

Sebagai catatan, setiap tahun, produksi teh dunia mencapai 3,2 juta ton. Dari jumlah itu, India menyumbang 900.000 ton, dan 220.000-240.000 ton diantaranya diekspor.

Adapun Indonesia hanya memproduksi teh 145.000 ton dengan volume ekspor 95.000-100.000 ton. Indonesia mengekspor sebagian besar teh itu ke Eropa, terutama Rusia.

Untungnya, permintaan teh dari negara Timur Tengah seperti Pakistan terus meningkat. Tahun lalu, ekspor teh Indonesia ke Pakistan mencapai 14% dari total ekspor teh. Sebenarnya, total ekspor ke Pakistan ini bisa lebih tinggi jika bea masuk teh Indonesia diturunkan. Sehingga, teh Indonesia bisa bersaing dengan Srilangka yang mendapatkan bea masuk lebih rendah.

Insyaf mengklaim, pengusaha Indonesia berusaha bernegosiasi dengan pemerintah Pakistan agar mau menurunkan bea masuk teh. Cuma, negara itu meminta imbalan, yakni pemerintah Indonesia menurunkan bea masuk jeruk mereka. “Ini sudah kewenangan pemerintah,” keluh Insyaf.

Insyaf bilang, promosi teh ke pasar Timur Tengah yang dilakukan pemerintah Indonesia tidak cukup kuat tanpa menjalin kerjasama bilateral. Dengan kerjasama bilateral, volume ekspor teh Indonesia bisa terus meningkat dan petani kembali bergairah.
Sejak 2006, volume ekspor teh Indonesia turun. Kala itu, Indonesia hanya mengekspor 95.000 ton teh, lalu turun menjadi 83.000 ton di 2007. Tapi, 2008 ekspor teh kembali naik seiring membaiknya harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×