Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Boleh saja industri properti tengah melambat. Namun tidak demikian dengan industri pendukungnya, yakni cat. Setiap tahun, pertumbuhan penjualan cat di Indonesia selalu meningkatan sekitar 10%.
Tahun 2014 ini, diperkirakan nilai transaksi penjualan cat bisa mencapai Rp 15 triliun. "Mayoritas adalah cat untuk dekoratif. Saat ini yang beredar sekitar 60 merk," kata Andy Gusena, Brand Strategy Marketing Avitex saat konferensi pers Avitex Cat Kebanggan Orang Hebat di Jakarta, Kamis (11/6).
Konsumen Indonesia cenderung mengecat rumah saat mempunyai properti baru, menganti cat lama yang kusam atau menyambut moment seperti lebaran.
Lalu apa yang menjadi pertimbangan dalam memilih merk? Ia menyebut merk rekomendasikan orang lain yang pernah mencoba. "Konsumen cat Indonesia tergolong smart. Sebanyak 70% konsumen sebelum membeli broswing dulu. Jika ada rekomendasi baik akan dipilih," katanya.
Pilihan lainnya adalah mereka memilih produk yang anti jamur, anti bocor serta dipilih yang mudah dibersihkan atau cat yang menjamin warna tahan lama.
Ada yang menarik terkait cara mengecat Indonesia dibandingkan asing. "Di luar negeri, mereka mengecat rumah dilakukan sendiri sebaliknya orang Indonesia justru memakai tukang," katanya. (Eko Sutriyanto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News