Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Curah hujan yang cukup tinggi membuat target produksi sayuran yang dipatok pemerintah tahun ini tidak tercapai. Awalnya, pemerintah memperkirakan produksi sayuran tahun ini bisa tumbuh 3,5% ketimbang tahun lalu. Namun, cuaca yang ekstrim tak urung membuat produksi sayur tahun ini hanya meningkat 1,3% menjadi 10,655 juta ton dari tahun lalu yang sebesar 10,510 juta ton.
Direktur Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka Kementerian Pertanian Yul Harry Bahar menjelaskan, kondisi cuaca dengan tingkat curah hujan yang tinggi memang sedikit mengganggu produktivitas sayuran. "Tapi tidak semua komoditas sayuran terganggu. Hanya beberapa komoditas yang memang sensitif terhadap air yang berlebih seperti tomat, cabai, dan bawang merah yang memang terpengaruh," ungkapnya Rabu (6/10).
Menurut Yul Harry, penurunan produksi di beberapa komoditas ini bisa dikompensasi dengan kenaikan produksi di beberapa komoditas lain yang lebih tahan terhadap air hujan seperti kentang dan kubis. "Total produksi kubis itu bahkan ada di peringkat nomor satu, diikuti dengan produksi kentang," tutur Yul Harry.
Karena itu, pasokan sayur mayur di dalam negeri juga masih mencukupi, bahkan, cenderung berlebih. Contohnya, untuk pasokan kentang, pada minggu ke III September jumlah pasokannya sekitar 5.180 ton. Pada minggu ke IV September, pasokan kentang meningkat menjadi 5.367 ton. Sedangkan untuk kubis, pasokan pada minggu ke III September pasokannya sebanyak 887 ton, dan pasokan ini meningkat pada minggu ke IV September menjadi 1.108 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News