kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.399   -36,00   -0,22%
  • IDX 7.172   30,54   0,43%
  • KOMPAS100 1.044   3,16   0,30%
  • LQ45 813   1,58   0,19%
  • ISSI 225   0,08   0,04%
  • IDX30 425   1,08   0,25%
  • IDXHIDIV20 510   -0,54   -0,11%
  • IDX80 117   0,01   0,01%
  • IDXV30 121   -0,61   -0,50%
  • IDXQ30 140   0,12   0,08%

Tahun Lalu, Order Galangan Kapal di Batam Turun 30%


Rabu, 17 Februari 2010 / 12:12 WIB


Reporter: Gloria Haraito | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BATAM. Berlarut-larutnya pengesahan free trade zone (FTZ) membuat industri galangan kapal di Batam tak banyak memetik dampak dari kebijakan ini pada tahun lalu. Ditambah krisis yang mengguncang dunia global, maka permintaan kapal tahun lalu pun ikut merosot.

Manajer PT Marcopolo Shipyard Sutono menerangkan, kini asosiasi menaungi 60 perusahaan galangan kapal dengan 50.000 tenaga kerja. Beberapa perusahaan galangan kapal di Batam misalnya PT Dry Dock World, PT Karya Teknik Utama, dan PT ASL.

Tahun lalu rata-rata perusahaan kecil bisa mengerjakan lima tongkang dan reparasi. Sementara perusahaan menengah bisa mengerjakan sepuluh tongkang, lima kapal, serta jasa reparasi. Satu unit tongkang biasanya membutuhkan waktu pengerjaan selama empat bulan sementara kapal butuh waktu sembilan bulan. Di sisi lain reparasi bisa memakan waktu seminggu hingga dua bulan.

"Jumlah order ini turun 30% dibandingkan dengan order 2008," ujar Sutono kepada KONTAN pekan lalu. Untuk kembali mencetak kinerja seperti 2008, Sutono berharap penerapan FTZ bisa berjalan lancar.

Agus mengungkapkan, sebelum revisi terbit pertengahan Januari silam, ribetnya FTZ juga dirasakan oleh industri galangan kapal. Salah satunya terkait dengan ketentuan masterlist (daftar inti). Pasalnya, kalau daftar barang yang diimpor tidak sesuai dengan masterlist, barang bisa ditahan sampai pengimpor memperoleh masterlist yang baru. "Untungnya sekarang sudah lebih longgar, bisa pakai surat keterangan tambahan," ujar Sutono.

Sutono yang juga Wakil Ketua Asosiasi Galangan Kapal Batam juga menyarankan agar pengecek barang di pelabuhan merupakan tenaga terlatih sehingga arus pengecekan bisa berjalan lancar. "Bagus juga mengikut langkah Singapura yang mengecek dengan alat otomatis," tutur Sutono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×