Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Prancis, TotalEnergies, dikabarkan bakal kembali berinvestasi di hulu migas Tanah Air. Pada 2018, Total Energies dengan nama Total E&P Indonesie (TEPI) hengkang dari Blok Mahakam di Kalimantan Timur.
Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manjemen Data Wilayah Kerja SKK Migas Asnidar membenarkan ketertarikan TotalEnergies untuk kembali beroperasi di Indonesia.
"Sedang proses di internal Petronas dan Total secara B to B ya. Kita tunggu saja kabar baiknya," kata Asnidar kepada Kontan, Senin (19/5).
TotalEnergies dikabarkan tengah mengeksplorasi kemungkinan untuk mengambil alih sebagian hak partisipasi (participating interest/PI) di blok eksplorasi migas Bobara yang saat ini dikelola oleh Petroliam Nasional Berhad (Petronas).
Dalam proses penjajakan tersebut, TotalEnergies tidak bergerak sendiri. Perusahaan ini disebut turut menjajaki akuisisi PI bersama PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Baca Juga: Menteri Bahlil Evaluasi Izin Lapangan Minyak, Produksi Migas Berpotensi Meningkat
TotalEnergies dan PHE dikabarkan berencana mengambil alih sekitar 25% saham yang saat ini dilepas oleh Petronas di blok yang terletak di wilayah Papua Barat tersebut.
Untuk diketahui, TotalEnergies pernah mengelola Blok Mahakam di Kalimantan Timur. Perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1968 dan menjadi operator utama Blok Mahakam sejak tahun 1970, setelah mengambil alih hak pengelolaan dari Japex, perusahaan Jepang yang sebelumnya memegang lisensi tersebut.
Selama masa operasinya, TotalEnergies mengembangkan dan mengelola berbagai lapangan gas dan minyak di Blok Mahakam, termasuk lapangan gas Tunu, Peciko, dan Sisi-Nubi, serta lapangan minyak Handil dan Bekapai.
Produksi gas dari blok ini menyumbang sekitar 80% pasokan gas ke kilang LNG Bontang, menjadikannya salah satu kontributor utama dalam industri gas alam cair Indonesia.
Namun, kontrak bagi hasil (PSC) TotalEnergies untuk Blok Mahakam berakhir pada akhir tahun 2017. Setelah itu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menyerahkan pengelolaan penuh blok tersebut kepada Pertamina melalui anak perusahaannya, Pertamina Hulu Mahakam, yang mulai beroperasi pada 1 Januari 2018.
Selanjutnya: Menhub: Regulasi Ojol Harus Libatkan Semua Pihak, Perlu Atur Ekosistem Menyeluruh
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 20-21 Mei, Provinsi Ini Siaga Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News