Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut investasi dari perusahaan China, China Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) melalui anak usahanya Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL) pada ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia terus berlanjut.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung mengemukakan informasi terbaru bahwa CATL telah menemukan offtaker atau pembeli baterai EV yang akan diproduksi.
"Vendornya ada yang dari Eropa ada yang dari Amerika tapi mereka itu belum bisa menyampaikan ini off-taker (perusahaannya) dari siapa," ungkap Yuliot saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (16/05).
Baca Juga: Bahlil dan Erick Thohir Bertemu Bahas Nasib Pabrik Baterai CATL di Indonesia
Yuliot mengatakan, CATL telah melakukan Non-Disclosure Agreement (NDA) atau perjanjian kerahasiaan dengan para offtaker tersebut.
Adapun, investasi CATL di Indonesia tidak berubah atau sesuai dengan perjanjian awal yaitu sebesar US$ 1,18 miliar atau setara dengan Rp 19,13 triliun (asumsi kurs Rp 16.213 per dolar AS) bersamaan dengan kapasitas produksi 15 gigawatt hour (GWh) per tahun.
Namun, untuk tahap awal atau produksi awal baterai di tahun 2026, dibidik volume produksi awal sebesar 7,5 GWh.
"Jadi mereka mengharapkan itu (kapasitas), nanti paling lambat Maret 2026 mereka sudah berproduksi di Indonesia," tambahnya.
Baca Juga: Bangun Pabrik Baterai di Karawang, CATL Cari Pinjaman Hingga US$ 1 Miliar
Secara detail Yuliot menyebut bahwa investasi penuh CATL akan menunggu persetujuan akhir dari pemerintah China, namun untuk tahap awal, produksi baterai akan mulai dengan setengah kuota dari target terlebih dahulu.
"Ini kan tahap pertama yang sudah mendapatkan persetujuan 7,5 (GwH) tetapi mekanisme investasi yang mereka lakukan ini tidak saja yang berasal dari pendanaan tetapi mereka juga mendapatkan pendanaan dari IPO sehingga untuk kapasitas 15 GWh (full) itu bisa dilakukan," tutupnya.
Selanjutnya: Geolog Temukan Harta Karun Emas, Perak, dan Tembaga Terbesar dalam 3 Dekade
Menarik Dibaca: WRI: Emisi Fosil Pangkas Durasi Jam Kerja hingga 20%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News