Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi tahun 2024. Salah satunya terkait pengembangan proyek, baik itu proyek yang sudah berjalan maupun proyek-proyek baru.
Direktur MTLA Olivia Surodjo mengatakan, MTLA melihat beberapa tantangan pada tahun 2024, seperti adanya isu makro ekonomi, suku bunga, maupun isu politik yang membuat masyarakat wait and see untuk melakukan pembelian properti.
Meski demikian, di tahun 2024 ini pihaknya akan meneruskan pengembangan proyek berjalan baik residensial maupun komersial.
“Dan untuk proyek baru akan ada proyek residensial Metland Cikarang dan Metland Kertajati,” ungkap Olivia, kepada Kontan.co.id, Rabu (3/1).
Baca Juga: Kinerja Emiten Properti Diramal Stagnan pada 2024, Ini Rekomendasi Saham dari Analis
Namun sayang, MTLA belum bisa membeberkan secara detail berapa target marketing sales tahun 2024 karena masih dalam tahap diskusi.
Olivia hanya menyebut, biasanya marketing sales tersebut utamanya ditopang dari kontribusi proyek residensial sebesar 70% dan sisanya berasal dari pendapatan berulang.
Program insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) yang dikeluarkan sejak akhir tahun lalu juga dinilai belum begitu berdampak signifikan terhadap kenaikan penjualan properti MTLA.
“Kami masih menunggu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) lanjutan dari program PPN DTP untuk bisa mendorong penjualan di tahun ini,” jelasnya.
Di sisi lain, MTLA tetap melihat masih ada berbagai katalis positif yang bisa mendorong penjualan properti ke depan. Selain program Pemerintah insentif PPN dan bunga bank yang menarik, MTLA juga melakukan beberapa strategi seperti mengadakan program promo yang dapat memberikan banyak kemudahan mulai dari kemudahan cara bayar, biaya-biaya hingga hadiah langsung.
Manajemen MTLA juga belum bisa buka-bukaan mengenai alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) di tahun ini sebab masih dalam tahap diskusi.
“Namun sebagian besar anggaran tersebut biasanya kami alokasikan untuk pembangunan infrastruktur proyek berjalan, akuisisi lahan maupun pembelian aset,” kata Olivia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News