kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun Politik Pengaruhi Sektor Properti, Pengembang Properti Perlu Antisipasi


Rabu, 08 November 2023 / 21:14 WIB
Tahun Politik Pengaruhi Sektor Properti, Pengembang Properti Perlu Antisipasi
ILUSTRASI. 99 Group menyatakan tahun politik merupakan tahun yang perlu diantisipasi para pemangku kepentingan, termasuk di sektor properti. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Induk dari platform properti Rumah123.com, 99.co, dan Singapore Real Estate Exchange (SRX), 99 Group menyatakan tahun politik merupakan tahun yang perlu diantisipasi para pemangku kepentingan, termasuk di sektor properti.

Head of Research 99 Group Indonesia Marisa Jaya mengatakan, melihat preseden yang terjadi di periode tahun politik sebelumnya, kontraksi memang terjadi namun kemungkinannya relatif ringan jika dibandingkan saat pandemi. 

Dampak yang terasa umumnya hanya terjadi dalam tahun politik tersebut dan akan kembali pulih setelah tahun politik selesai.

"Kalau kita amati di periode Pilpres sebelumnya (2014 & 2019) terhadap revenue sejumlah developer, itu cenderung menurun. Memang korelasi (momen politik) cukup tinggi, karena tadi, stakeholder wait and see," kata Marisa di Jakarta, Rabu (8/11).

Baca Juga: Berikut Respons Sejumlah Penyelenggara Soal Jaminan Sosial Dalam UU ASN

99 Group menghimpun data pendapatan dari 8 pengembang nasional terkemuka di Indonesia untuk melihat bagaimana sebenarnya pergerakan pendapatan mereka selama tahun politik pada periode sebelumnya, yakni 2014-2015 dan 2018-2019.

"Para pengembang mengalami kontraksi dari sisi pendapatan dan penjualan," ujarnya.

Pada tahun 2015, pendapatan pengembang mengalami penurunan 0,6% dan 2018 mengalami kontraksi 4,2%. Namun kondisinya berhasil pulih di tahun selanjutnya. 

Ia menjelaskan, hal ini karena kewaspadaan publik, termasuk investor, untuk mengambil keputusan dalam membeli properti di tengah dinamika kondisi politik. Para pemangku kepentingan di industri properti cenderung wait and see, menunda keputusan besar seperti pembelian, penjualan, atau pengembangan properti sambil mengamati keberlangsungan masa tahun politik yang relatif tidak stabil.

Namun, kata Marisa, jika dibandingkan dengan dampak pandemi yang terjadi di tahun 2020, kontraksi yang terjadi di tahun politik relatif ringan, di mana pada saat Covid-19 menjadi wabah, pengembang mengalami penurunan pendapatan hingga 13%. Namun, industri properti cukup kuat–berhasil pulih serta mengalami lonjakan pertumbuhan positif sebesar 25.6% pada tahun 2021.

Baca Juga: Fokus Ekspansi, Vastland (VAST) Incar Kenaikan Pendapatan 6% pada Tahun 2023

"Tetapi semoga Pilpres tahun ini kan nuansanya beda ya, semoga dampaknya tidak signifikan. Karena kalau kita lihat penurunan revenue di tahun 2014 dan 2019 itu penurunannya lebih jauh di 2019, karena nuansa politiknya cenderung tidak terkontrol. Jadi semoga tahun politik kali ini tidak terlalu (intens) ya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×