kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tambahkan frekuensi penerbangan menjadi agenda Citilink hadapi pelemahan nilai tukar


Minggu, 09 September 2018 / 17:57 WIB
Tambahkan frekuensi penerbangan menjadi agenda Citilink hadapi pelemahan nilai tukar
ILUSTRASI. Citilink Indonesia


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) memberikan tantangan berat bagi industri penerbangan. Catatan saja, nilai tukar rupiah kini sudah mendekati angka Rp 15.000 per dollar AS.

Bagi maskapai Citilink, setidaknya ada dua komponen biaya yang cukup besar dalam dollar AS. Pertama biaya sewa pesawat yang memakan 35% dari total pengeluaran dan avtur yang memakan 40% dari total pengeluaran. Kedua, komponen itu saja jika ditotal artinya Citilink harus membayarkan 75% beban perusahaan dalam bentuk dollar AS.

Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo mengatakan, salah satu upaya untuk menanggulangi risiko tekanan pelemahan rupiah terhadap dolar melalui peningkatan frekuensi pesawat. “Frekuensi saat ini sekitar 10 jam dan akan meningkat 11 jam,” katanya, Jumat (7/9).

Menurutnya, dengan meningkatnya frekuensi pesawat berarti meningkatkan juga pendapatan perusahaan. “Jangan berhenti tambah frekuensi, frekuensi bertambah cost bisa turun,” jelas Juliandra.

Tak hanya itu, baru-baru ini Citilink juga membuka rute ke China. Rute itu adalah Jakarta – Xiamen (pp), Jakarta – Kunming (pp), dan Jakarta – Nanjang (pp). Setelah itu, nanti akan ditambah dari Denpasar dan Manado pada tujuan tersebut.

Dengan membuka penerbangan internasional, maka diharapkan pendapatan perusahaan dalam mata uang asing. Pendapatan mata uang asing itu bakal digunakan perusahaan untuk pengeluaran-pengeluaran yang menggunakan dolar seperti sewa pesawat dan avtur.

Apalagi Citilink yakin, tingkat keterisian penerbangan ke China ditargetkan minimal 85%. Hanya sayangnya, Citilink belum banyak memiliki rute-rute luar negeri. “Rute internasional kita baru Dili dan Pineng. Ada juga charter China dan Jeddah. Belum banyak memang, 74 rute lainnya domestik,” beber Juliandra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×