kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tantangan bagi industri garmen dan tekstil di tahun 2019


Selasa, 09 April 2019 / 20:44 WIB
Tantangan bagi industri garmen dan tekstil di tahun 2019


Reporter: Kenia Intan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tahun 2019, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman optimis industri garmen dan tekstil akan mencatatkan pertumbuhan yang positif, terutama dari sektor ekspor. Diperkirakan industri garmen dan tekstil akan bertumbuh sebesar 7% dengan 6% di antaranya ditopang sektor ekspor.

Untuk mencapai pertumbuhan ini, akan ada tantangan yang dihadapi, salah satunya persoalan energi. Menurut Ade, sumber energi di Indonesia tergolong mahal dibandingkan dengan rata-rata negara di ASEAN.

“Sumber energi di Vietnam jauh lebih murah dibandingkan dengan Indonesia,” terang Ade ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (9/4). Indonesia masih perlu pengelolaan baik energi primer maupun sekundernya sehingga betul-betul diperuntukkan untuk proses industrialsasi. Menurut Ade, jika dapat dikelola dengan baik, nantinya dapat menambah daya saing produk-produk Indonesia.

Sedikit berbeda, Direktur PT Asia Pacific Investama Tbk Carel Christanto Machmud Carel Christanto Machmud menyatakan tantangan industri tekstil dan garmen di tahun ini sedikit banyak masih dipengaruhi oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Dari dalam negeri tantangan datang dari kondisi pasar yang terpengaruh dengan situasi politik dan Pemilihan Umum (Pemilu).

Sementara itu, optimisme industri garmen dan tekstil akan bertumbuh di tahun 2019 didorong dengan adanya perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), dan infrastruktur di Indonesia yang membaik dan mulai terintegrasi.

Misalnya saja, Pelabuhan Patimban yang sudah dilalui kereta api dan jalan tol. Selain itu, Ade menambahkan adanya harapan lapangan pekerjaan yang terus bertambah ke depannya akan memperkuat daya beli masyarakat.

Sebagai tambahan, Ade menyatakan tahun ini industri garmen dan tekstil tetap akan lebih banyak mengerahkan ekspor. Ekspor diperlukan untuk memperkuat cadangan devisa,

“Pengeluaran devisa kita kebanyakan untuk energi seperti BBM dan sebagainya,” terangnya lagi. Menilik hal ini, tidak mengherankan jika Ade mengharapkan persentasi pertumbuhan ekspor hampir sama besar dengan pertumbuhan industri garmen dan tekstil secara keseluruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×