kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,87%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Target Bauran EBT 23% pada 2025 Sulit Tercapai, Ini Penyebabnya


Kamis, 04 Juli 2024 / 13:52 WIB
Target Bauran EBT 23% pada 2025 Sulit Tercapai, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 sulit tercapai.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 sulit tercapai.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menjelaskan, salah satu yang menghambat target bauran energi 23% ini sulit tercapai karena realisasi investasi di sektor energi terbarukan masih belum signifikan.

"Kalau banyak pertanyaan kenapa [target bauran EBT] 23% enggak tercapai, ya karena investasinya enggak ada," kata Eniya dalam Green Economy Expo yang diselenggarakan Bappenas, Kamis (4/7).

Untuk itu, kata Eniya, pihaknya membuka peluang investasi EBT selebar-lebarnya dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang sudah super green dan diharapkan segera rampung.

"Jadi kita harapkan itu bisa terakselerasi dalam beberapa bulan ini, kami meng-address bottleneck dari investasi," ujar Eniya.

Baca Juga: Penggunaan Batubara Cetak Rekor Tertinggi, Program Pengembangan EBT Jalan di Tempat?

Eniya mengatakan, hambatan investasi antara lain masalah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan kolaborasi. Untuk TKDN, Kementerian ESDM telah menyelesaikan aturan TKDN bersama kementerian dan telah disepakati bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Aturan ini diharapkan akan bisa diputuskan di periode pemerintah saat ini.

"Jadi masalah TKDN kita sudah clear dengan Kementerian Perindustrian, ini alhamdulillah sudah clear, nanti terbit dua Permen, Permen dari Kementerian Perindustrian dan Peraturan Menteri dari ESDM," ungkapnya.

Dengan selesainya aturan-aturan tersebut, Eniya berharap bisa mengakselerasi investasi, mengembangkan industri lokal, hingga mendorong renewable energy.

"Mudah-mudahan ini bisa mengakselerasi investasi, terutama kontribusi dari renewable energy kita, mudah-mudahan bauran energi juga makin terakselerasi, dan proses dekarbonisasi ini bisa berjalan dengan baik," imbuh Eniya.

Baca Juga: PLN Beberkan Strategi untuk Capai Target Pembangkit EBT 75% dan Gas 25%

Catatan Kementerian ESDM, bauran EBT sampai pada akhir 2023 baru mencapai 13,1%. Pemerintah menargetkan bauran energi nasional sebesar 19,49% pada tahun 2024 dan optimis mampu mencapai 23% pada tahun 2025.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan terus mendorong pengembangan EBT, baik dari sisi kapasitas terpasang, produksi, maupun konsumsi.

Selanjutnya: Apa Itu Aplikasi Strava? Ini Fitur dan Cara Menggunakan saat Olahraga

Menarik Dibaca: Hanya Satu Wilayah Ini yang Diguyur Hujan, Begini Ramalan Cuaca Besok di Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×