kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.100   137,00   0,90%
  • IDX 7.792   -113,20   -1,43%
  • KOMPAS100 1.201   -6,51   -0,54%
  • LQ45 978   -1,29   -0,13%
  • ISSI 228   -1,49   -0,65%
  • IDX30 499   -0,33   -0,07%
  • IDXHIDIV20 603   1,19   0,20%
  • IDX80 137   -0,23   -0,16%
  • IDXV30 140   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 167   0,28   0,17%

Target Ekspor 2009 Turun Menjadi 10,9%


Senin, 22 September 2008 / 21:11 WIB
Target Ekspor 2009 Turun Menjadi 10,9%
ILUSTRASI. JAKARTA,04/12-PENYEDIAAN LAHAN PARKIR. Pengendara memasuki lahan parkir yang disediakan pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (04/12). Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tidak bisa memaksa pengelola gedung hotel dan restoran menyediakan lahan


Reporter: Nurmayanti | Editor: Test Test

JAKARTA. Krisis keuangan di Amerika Serikat sepertinya tetap jadi momok bagi kinerja ekspor Indonesia. Celakanya, pengaruhnya tak hanya akan  terjadi untuk kinerja ekspor kita tahun ini saja, tapi juga di 2009.

Meski dampak penurunan ekspor produk Indonesia tidak secara langsung bersumber dari Amerika, namun kinerja ekspor Indonesia turun lantaran perekonomian di negara lain seperti China, Eropa, dan Jepang melemah terseret krisis Amerika.

Tak heran, kini Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menurunkan target ekspor pada tahun ini dari 13,5% jadi 12,5%. Sementara pada 2009, target ekspor turun dari 11,5% jadi 10,9%. “Keadaan perekonomian dunia tahun depan lebih tidak baik dari tahun ini karena dampak krisis Amerika. Bahkan dari perkiraan, Amerika membutuhkan waktu setidaknya 1-2 tahun untuk pulih kembali dari krisis,” kata Mari, Senin (22/9).

Mari menjelaskan, ketergantungan ekspor Indonesia ke pasar Amerika sebetulnya hanya 11%. Bila dibanding negara lain, baik komposisi barang maupun permintaan, angka itu tak terlalu besar. Karenanya, ia yakin kinerja ekspor secara keseluruhan tak terpengaruh signifikan meski terjadi penurunan.

Kini, kata Mari, sudah saatnya Indonesia berupaya meminimalisasi penurunan ekspor tersebut. Antara lain, Indonesia harus mulai melakukan diversifikasi produk, mengalihkan pasar ekspor dari Amerika, Eropa, dan Jepang ke negara lain yang mempunyai potensi bagi produk Indonesia seperti Asia dan Timur Tengah. Pengalihan pasar ini antara lain untuk produk tekstil dan produk tekstil (TPT), sepatu, dan mainan.

Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Edi Widjanako mengatakan, pengaruh krisis Amerika bagi ekspor sepatu baru terasa pada dua sampai tiga bulan ke depan. Untuk saat ini, kata dia, pemesanan sepatu para pembeli Amerika masih belum menurun alias kinerja ekspor masih seperti biasa. "Meski belum terasa, Aprisindo terus memantau situasi. Dengan begitu, hal terburuk dalam kinerja ekspor dapat terpantau,” ujar Edi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×