kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.375   -117,00   -1,56%
  • KOMPAS100 1.138   -21,48   -1,85%
  • LQ45 901   -19,17   -2,08%
  • ISSI 224   -2,25   -1,00%
  • IDX30 464   -11,08   -2,33%
  • IDXHIDIV20 561   -11,73   -2,05%
  • IDX80 130   -2,39   -1,80%
  • IDXV30 139   -1,92   -1,37%
  • IDXQ30 155   -2,88   -1,82%

Target pertumbuhan industri rotan di 2012 sebesar 20%


Selasa, 27 Desember 2011 / 17:04 WIB
Target pertumbuhan industri rotan di 2012 sebesar 20%
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta).


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pengusaha produk rotan mematok pertumbuhan industri sebesar 20% pada 2012. Ini akan membuat utilitas produksi produk rotan meningkat menjadi 24% dari 20% di 2011.

Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI), Hatta Sinatra, mengutarakan, minimnya bahan baku membuat utilitas produsen penghasil rotan saat ini hanya 20%. Ini setara dengan nilai ekspor sekitar US$ 100 juta per tahun.

Padahal, kapasitas produksi pelaku usaha dalam negeri sangat besar. Setidaknya, industri penghasil produk rotan bisa mengekspor sekitar US$ 400 juta-US$ 500 juta per tahun.

Berbekal perlindungan bahan baku rotan oleh pemerintah, industri penghasil produk rotan secara bertahap menargetkan ekspor senilai US$ 400 juta-US$ 500 juta dalam lima tahun mendatang.

Untuk tahap awal, pengusaha dalam negeri akan memelihara kapasitas dalam negeri serta meningkatkan utilitas perusahaan domestik. "Dalam lima tahun kita harapkan bisa tumbuh stabil. Supaya bisa kembali pada posisi US$ 400 jutaan," jelasnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menjadi pengekspor bahan baku rotan terbesar di dunia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor rotan total dari 10 provinsi tercatat sebesar 32.844,98 ton dengan nilai US$ 32,219 juta.

Ekspor terbesar berasal dari Kalimantan Selatan sekitar 22.056,79 ton diikuti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Lampung, dan Kalimantan Barat.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wahyudi menuturkan, Indonesia memiliki potensi menghasilkan rotan mentah sebanyak 210.000 ton per tahun.

Untuk ekspor, bahan baku rotan mengalami pemrosesan terlebih dahulu. Jumlah itu susut 50% setelah mengalami proses penggorengan/pengeringan menjadi 105.000 ton sebagai rotan asalan.

Apabila, rotan menjalani proses poles maka jumlah turun lagi menjadi sekitar 70% dari 105.000 ton itu. "Kalau diolah lagi menjadi furnitur banyak yang harus dibuang sekitar 10%-15%," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×