kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   59,00   0,36%
  • IDX 7.024   -49,23   -0,70%
  • KOMPAS100 1.030   -6,74   -0,65%
  • LQ45 801   -8,54   -1,05%
  • ISSI 212   0,00   0,00%
  • IDX30 415   -6,10   -1,45%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,50   -0,41%
  • IDXQ30 137   -1,60   -1,16%

Target Produksi 220 Juta Ton Nikel Tahun Ini Dibayangi Penurunan Harga


Rabu, 05 Februari 2025 / 16:35 WIB
Target Produksi 220 Juta Ton Nikel Tahun Ini Dibayangi Penurunan Harga
ILUSTRASI. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi nikel untuk tahun 2025 adalah berkisar 220 juta.. ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi nikel untuk tahun 2025 adalah berkisar 220 juta.

"220 juta (ton) ini yang target 2025, produksi tahun ini," ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen) Kementerian ESDM Tri Winarno, dalam acara capaian kinerja ESDM, Senin (03/02).

Kalau dibandingkan, angka ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan target Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) produksi nikel sepanjang tahun 2024 yang sebesar 240 juta ton.

Menurut Tri, jika terjadi over produksi nikel, maka kelebihan produksi pada fasilitas pemurnian atau smelter.

Baca Juga: Klaim Penurunan Harga Nikel Menguntungkan Indonesia Masih Terlalu Dini

"Sekarang ini kalau misalnya ada over produksi, berarti dari smelternya. Kalau misalnya kita mengendalikan juga, nanti kita hitung berapa sebetulnya kebutuhan dunia terhadap industri nikel itu," tambahnya.

Tri menambahkan, saat ini belum ada langkah pasti untuk memotong target produksi nikel 2025. Kementerian ESDM kata dia masih melakukan tahap evaluasi.

"Untuk saat ini kita lakukan evaluasi terhadap nikel yang ada, berapa yang pas, supaya seperti yang disampaikan Pak Menteri (Bahlil Lahadalia), jangan sampai kita produksinya tinggi, tetapi harganya rendah," katanya.

Asal tahu saja, mengutip data dari Trading Economic, harga nikel telah turun US$ 70 per ton atau per metrik ton (MT) sejak awal tahun ini.  Sementara, harga nikel per hari ini, Rabu (05/02) berada pada angka US$ 15.280 per ton atau turun 0,39% dibandingkan harga kemarin.

Baca Juga: Harga Nikel Anjlok Imbas Kebijakan Trump, Rosan: Justru Untungkan Indonesia

Jika dirinci, harga ini naik tipis sebesar 0,26% dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Dan turun 3,01% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Terkait seberapa lama harga nikel akan mengalami penurunan Dewan Penasihat Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Djoko Widajatno mengatakan prediksi jangka panjang memang sangat bergantung pada beberapa faktor, termasuk kondisi ekonomi global, kebijakan perdagangan, serta permintaan dari sektor-sektor utama seperti kendaraan listrik dan energi terbarukan.

"Pada awal tahun ini, penurunan harga nikel sebagian besar dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global, kebijakan proteksionisme, dan fluktuasi pasar. Namun, faktor-faktor ini bisa berubah seiring waktu," kata dia saat dihubungi Kontan, Selasa (04/02).

Namun dia optimis ada beberapa langkah yang dapat dilakukan Indonesia agar muncul katalis positif sehingga mempengaruhi arah harga nikel dalam waktu dekat.

Baca Juga: Realisasi Investasi Hilirisasi Capai Rp 407,8 Triliun Sepanjang 2024

Yang pertama terkait diversifikasi pasar. Indonesia menurut dia bisa memperluas pasar ekspor nikel, tidak hanya bergantung pada AS atau China.

"Tetapi juga negara-negara lain yang memiliki permintaan tinggi terhadap nikel, terutama untuk sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik," tambahnya.

Lebih lanjut, meski ESDM masih melakukan evaluasi terhadap pemangkasan produksi tahun ini, jika pemerintah fokus pada inovasi dan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien, sektor pertambangan bisa tetap berkembang tanpa menambah oversupply yang berisiko menurunkan harga nikel lebih lanjut.

"Walaupun tidak ada pemangkasan produksi, fokus pada peningkatan efisiensi produksi dan pengurangan biaya operasional bisa membantu pemain industri bertahan di tengah harga yang lebih rendah," tutupnya. 

Selanjutnya: Viral Water Fountain di Stasiun MRT Jadi Tempat Sampah, Ini Kata MRT Jakarta

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Spesial Valentine sampai 6 Februari 2025, Cokelat Diskon hingga 50%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×