kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,20   -15,29   -1.66%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Targetkan Penjualan Naik 10%, Pan Brothers (PBRX) Fokus Otomatisasi dan Digitalisasi


Senin, 27 Juni 2022 / 19:35 WIB
Targetkan Penjualan Naik 10%, Pan Brothers (PBRX) Fokus Otomatisasi dan Digitalisasi
ILUSTRASI. Pabrik Tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pan Brothers Tbk (PBRX) optimistis penjualan di sepanjang 2022 tumbuh 10% dibandingkan dengan realiasasi penjualan di 2021. Kenaikan penjualan ini juga akan diikuti dengan upaya otomatisasi dan digitalisasi di pabrik PBRX

Direktur Pan Brothers Fitri Ratnasari Hartono mengatakan, saat ini kapasitas pabrik Pan Brother mencapai 117 juta pieces per tahun dan tidak ada perubahan di tahun 2022.  

“Meski kapasitas masih sama, kami terus menerus melaksanakan otomatisasi dan digitalisasi sehingga output-nya bisa naik. Jadi kami laksanakan perubahan beberapa mesin yang bisa otomatis. Tapi sejauh ini kami tidak ada rencana fisik membangun pabrik baru atau lokasi baru,” kata dia, Senin (27/6).

Dengan strategi ini, Pan Brothers yakin penjualan dapat naik 10% yoy di sepanjang 2022.

Sejatinya, saat ini industri garmen di Indonesia memiliki peluang besar meningkatkan penjualan lantaran Amerika melakukan shifting order ke luar China atau ke negara yang dinilai lebih stabil seperti ke Vietnam, Bangladesh, Kamboja, dan Indonesia.

Baca Juga: Sedang Restrukturisasi Utang, Pan Brothers (PBRX) Tidak Bagikan Dividen

Tak hanya ke pasar Amerika saja, penjualan ekspor  garmen ke Asia juga terbuka lebar dengan adanya Free Trade Agreement (FTA). Melansir laporan keuangan 2021, penjualan ke Asia berkontribusi 62,3% ke penjualan PBRX.

Meski demikian, Pan Brothers belum bisa agresif menangkap peluang tersebut lantaran modal kerja yang terbatas dan pihaknya masih proses  menaikkan kolektabilitas yang saat ini diakui belum normal.

“Jadi untuk menambah modal kerja juga tidak bisa, (kolektabilitas) kami perlu kembali dulu dan biasanya perlu waktu 3 bulan sampai 4 bulan,” ujarnya

Sedangkan untuk prospek di 2023, Fitri mengatakan, perusahaan masih melihat tambahan modal kerja akan cukup atau tidak. Jika mencukupi, pihaknya lebih berani untuk menambah order.

Di tahun depan, PBRX optimistis target pertumbuhan penjualan di kisaran 10%-15%.

 

Sedangkan untuk labanya, mereka berharap jika efisiensi digitalisasi dan otomatisasi sudah efektif serta persoalan logistik sudah stabil, laba diharapkan bisa kembali seperti 2019-2020.

Di 2021, laba PBRX cukup tertekan karena logistik lebih mahal, beberapa barang telat datang sehingga jadwal produksi tidak baik dan berujung pada efisiensi yang kurang maksimal.

“Garmen kan tergantung efisiensi produksi sesuai target gak? Kalau tidak sesuai padahal kan cost-nya sama,” kata Fitri.

Di sepanjang 2022, PBRX menganggarkan belanja modal senilai US$ 5 juta yang difokuskan untuk maintenance capex.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×