Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Permintaan jasa hotel yang sangat besar di Jakarta membuat pebisnis hotel tidak takut mengerek tarif kamar mereka. Menurut hasil lembaga riset Coldwell Banker Commercial, tarif rata-rata hotel di Jakarta kuartal empat 2011 lalu adalah Rp 500.000 - Rp 1,9 juta per malam atau naik 3,8% dari kuartal ketiga tahun yang sama.
Research and Consultancy Coldwell Manager Banker Commercial Meyriana Kusuma memprediksi, rata-rata kenaikan tarif hotel di kuartal I-2012 bisa mencapai 3%-5%. "Ini perkiraan kami," kata Meyriana, Minggu (12/2).
Namun, kenaikan tarif hotel rata-rata yang Coldwell lansir masih terbilang imut. Lihat saja Santika Indonesia Hotels and Resorts yang sudah mengerek tarif kamar hotel per malam rata-rata 10%-15% dari tarif sebelumnya sejak akhir tahun lalu.
PT Grahawita Santika, sang pengelola sudah menaikkan tarif Hotel Santika (bintang tiga), Santika Premier (bintang empat), serta hotel bujet Amaris.
Lokal jadi penopang
Ambil contoh tarif kamar Santika Premier Jakarta yang sebesar Rp 800.000 - Rp 1,8 juta per malam sudah naik minimal 10% dibanding tarif sebelumnya. Tapi, ada juga yang kenaikannya dibawah 10% seperti Santika Bumi Serpong Damai (BSD). Tarif kamar standar yang awal tahun lalu sebesar Rp 540.000 per malam kini jadi Rp 585.000 per malam atau naik sekitar 8%.
Menurut Corporate Sales Manager Santika Indonesia Hotels and Resorts, Hera Adi Wikarta, setiap akhir tahun, Grup Santika kerap mengerek tarif hotel. Namun, Hera tidak menjelaskan alasan kenaikan tarif tersebut.
Yang pasti, Santika berani mengerek tarif hotel rata-rata 10% lantaran target pasar yang anak usaha Kompas Gramedia ini bidik adalah para pelaku bisnis yang kerap mampir di hari kerja.
Meski tarif naik, Santika tidak takut bakal ditinggal konsumen. Justru, sebaliknya. Hera memberi contoh, tingkat hunian Hotel Santika di Bumi Serpong Damai (BSD) dan Bogor, rata-rata sebesar 85%-90% di hari biasa. Cukup tinggi. "Daerah tersebut masih kurang hotel," ujar Hera kepada KONTAN, kemarin.
Tak mau kalah, jaringan hotel Whiz juga sudah mengerek tarif kamar. Direktur Hotel Whiz Ndang Mulyadi menjelaskan, saat ini rata-rata tarif hotel Whiz sudah naik antara 10%-15% dibandingkan awal tahun lalu.
Menurut Ndang, kenaikan tarif tersebut memang tidak bisa dihindari. Pasalnya, biaya operasional hotel juga terus meningkat. Misalnya upah tenaga kerja serta bahan baku.
Bukannya melorot, tingkat hunian hotel yang dimiliki PT Intiland Development ini masih tetap tinggi. Di hari biasa, rata-rata okupansi Whiz adalah sebesar 70%. Di akhir pekan, bukannya sepi, hotel Whiz justru bisa penuh atau full booked.
Saat ini, Intiland baru mengoperasikan empat Hotel Whiz dan Grand Whiz yang beroperasi di Yogyakarta, Semarang, dan Bali. Tarif rata-rata Hotel Whiz adalah sebesar Rp 400.000 per malam. Angka ini sudah naik dari tarif sebelumnya yang sebesar
Rp 365.000 per malam.
Coldwell sendiri optimistis, tingkat okupansi hotel masih akan tinggi. Salah satu penopangnya adalah aktivitas pebisnis lokal yang terus tumbuh dari tahun ke tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News