Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi dan menerapkan peraturan tersebut pada 10 September dengan besaran yang direvisi mengikuti naiknya harga BBM bersubsidi.
Dampak pada Pengangguran
Peneliti INDEF Nailul Huda menjelaskan dampak inflasi dari kenaikan tarif ojol yang dapat berdampak pada banyak hal, termasuk potensi menurunnya tenaga kerja dan meningkatnya angka orang miskin.
Baca Juga: Driver Ojol Masih Menolak Skema Zonasi dan Besaran Persentase Sewa Aplikasi
“Jika kenaikan tarif ojol menyebabkan kenaikan inflasi 0,5%, makan akan berdampak pada penurunan produk domestik bruto sebesar Rp 436 miliar sehingga menyebabkan upah riil nasional menurun 0,0006% dan kenaikan jumlah penduduk miskin 0,04%,” papar Nailul.
Kenaikan tarif tersebut juga akan memukul para pekerja ojol karena dalam survei ditemukan simulasi bahwa jika tarif naik Rp 2.000 per perjalanan maka sekitar 25% konsumen ojol akan beralih ke moda transportasi lain, dan jika kenaikannya mencapai Rp 4.000 maka 72% konsumen tidak akan menggunakan ojol lagi.
“Artinya, menurunnya permintaan ini akan membuat para pegemudi ojol kehilangan pekerjaan di tengah situasi ekonomi yang sulit,” papar Kennedy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News