Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih banyak rumah-rumah di Indonesia tidak sesuai standart building code atau standar bangunan layak huni, baik secara konstruksi maupun juga secara aspek sosial. Padahal negara kita terletak di cincin api dunia, sehingga berisiko tinggi terpapar bencana seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami dan lain-lain.
Maka, German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ), PT Tatalogam Lestari, PT Tata Metal Lestari dan Habitat Humanity Indonesia, menggelar pelatihan Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) di bidang konstruksi. Program hingga 30 September 2023 ini melibatkan Pemerintah Kabupaten dan Kota Tangerang, Banten serta lima perusahaan swatsa di sektor pengadaan bahan bangunan, termasuk PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) sebagai produsen rangka dan atap baja ringan di Indonesia.
"Ketika ada kejadian bencana, banyak korban meninggal bukan hanya karena akibat gempa misalnya. Tapi justru karena rumah yang tidak layak huni itu secara struktur rentan dan mudah roboh. Sehingga korban bertambah," ujat Program Development Specialist Habitat Humanity Indonesia, Yudha Winarno, Jumat (22/9).
Baca Juga: KPR Bunga Rendah Bantu Nasabah Miliki Hunian Tahan Gempa Ala Jepang
Vice President Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menjelaskan, SKK bidang konstruksi tidak hanya mampu meningkatkan kompetensi pekerja, yang lebih penting adalah kaitan dengan kualitas konstruksi yang mereka kerjakan. Dengan tenaga kerja konstruksi bersertifikat, keamanan sebuah bangunan konstruksi jadi lebih terjamin. Dengan begitu kejadian seperti gagal konstruksi yang bisa berdampak pada jatuhnya korban jiwa dapat diminimalisir.
“Penggunaan produk baja ringan yang sudah memiliki standar SNI ditambah dengan pengaplikasian yang tepat yang dilakukan oleh aplikator yang bersertifikat, dapat menekan risiko terjadinya gagal konstruksi. Untuk itu, sertifikasi aplikator baja ringan selama ini sudah menjadi agenda rutin perusahaan,” terang Stephanus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News