kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

TBS Energi Utama targetkan proyek listrik Sulbagut-1 dan Sulut-3 beroperasi 2021


Rabu, 25 November 2020 / 20:31 WIB
TBS Energi Utama targetkan proyek listrik Sulbagut-1 dan Sulut-3 beroperasi 2021
ILUSTRASI. Tambang Batubara PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan energi terintegrasi PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), yang sebelumnya bernama PT Toba Bara Sejahtra, menargetkan bisa menyerap belanja modal (capital expenditure) sebesar US$ 150 juta-160 juta pada 2020. Belanja modal ini akan digunakan untuk menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik Sulbagut-1 dan Sulut-3.

Pandu Sjahrir, Direktur TOBA mengatakan, belanja modal ini meningkat dibandingkan serapan pada 2019 yang mencapai US$ 134,3 juta. Mayoritas belanja modal akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit listrik Sulbagut-1 dan Sulut-3, terutama untuk akuisisi lahan dan pembangunan infrastruktur.

"Adapun proyek pembangkit listrik Sulbagut-1 dan Sulut-3 adalah bagian dari dukungan perseroan untuk meningkatkan ketersediaan energi dalam negeri," ujar Pandu saat paparan publik secara virtual, Rabu (21/11).

Proyek Sulbagut-1 berkapasitas 2x50 MW dan berlokasi di Gorontalo Utara. Proyek ini dijalankan oleh PT Gorontalo Listrik Perdana yang merupakan perusahaan patungan antara TOBA dengan Shanghai Electric power Construction. Nilai proyek ini diperkirakan sekitar US$ 224 juta.

Baca Juga: Dikabarkan berkongsi untuk akuisisi saham PLTU Paiton, ini komentar ADRO dan TOBA

Setelah mencapai kesepakatan finansial pada Juli 2017, proyek Sulbagut-1 saat ini berada dalam fase konstruksi. Hingga semester I-2020, perseroan sudah menyelesaikan pembangunan boiler, turbin dan generator, pemasangan cerobong asap beton. Saat in, perseroan sedang mengerjakan instalasi boiler dan uji hidro untuk boiler.

Sementara untuk proyek Sulut-3, proyek ini dijalankan oleh PT Minahasa Cahaya Lestari, perusahaan patungan antara TOBA  dengan Sinohydro Corporation Limited. Proyek berkapasitas 2x50 mw ini berlokasi di Minahasa Utara dengan estimasi biaya US$ 209 juta.

Setelah mencapai kesepakatan finansial pada Desember 2018, proyek tersebut saat ini berada dalam fase konstruksi. Hingga Juni 2020, TOBA sudah menyelesaikan 12 dari 13 shipment dan instalasi turbin dan generator. "Saat ini, perseroan sedang mengerjakan alat bantu untuk instalasi boiler, turbin dan generator serta fasilitas bantu lainnya," kata Pandu.

Untuk kedua proyek tersebut, yaitu pembangunan pembangkit listrik Sulbagut-1 dan Sulut-3 diproyeksikan sudah bisa beroperasi secara komersial pada semester I 2021.

Di luar dua proyek pembangkit listrik tersebut, TOBA juga memiliki pembangkit listrik yang dijalankan oleh PT Batu Hitam Perkasa. Perusahaan ini diakuisisi pada tahun 2018 dan memiliki 5% saham di PT Paiton Energy. Adapun Paiton Energy memiliki tiga uni pembangkit listrik dengan kapasitas 2.045 MW di Probolinggo, Jawa Timur.

Menurut Pandu, selain mengerjakan proyek Sulbagut-1 dan Sulut-3, perseroan juga terus mencari peluang untuk proyek pembangkit listrik dan tambang lainnya. Untuk proyek pembangkit listrik, perseroan akan fokus pada proyek energi terbarukan, seperti hidro, angin dan tenaga surya.

TOBA akan terus membuka opsi potensi bisnis listrik. Hal itu akan dilakukan baik secara organik dengan membangun proyek baru atau brownfield, maupun secara anorganik melalui akuisisi perusahaan atau pembangkit listrik yang sudah ada (operating assets).

Untuk bisnis listrik ini, perseroan ke depannya akan lebih fokus untuk aset atau proyek yang renewable, seperti air, angin atau solar panel. Perseroan juga akan terbuka terhadap semua kesempatan pengambangan proyek kelistrikan, mulai dari proyek greenfield, brownfield, hingga akuisisi proyek yang sudah rampung.

"Ke depannya pendapatan perseroan hampir 50% akan datang dari listrik dan pengembangan ke depan juga more and more ke downstream dan lebih ke listrik. Hal itu sejalan dengan misi perseroan untuk bertransformasi bisnis,” ujar Pandu.

Baca Juga: Emiten marak berganti nama, mulai Sierad hingga Toba Bara

Selain proyek pembangkit listrik, TOBA menjalankan usaha di bidang pertambangan batubara. Tahun ini, TOBA menargetkan produksi batubara sebesar 4 juta-4,5 juta ton, hampir sama dengan raihan produksi pada 2019 di angka 4,5 juta ton. TOBA memiliki sembilan tambang yang dikelola oleh PT Adimitra Baratama Nusantara, PT Trisensa Mineral Utama dan PT Indomining.

Pada kuartal II-2020, TOBA bisa memproduksi 0,93 juta ton batubara dengan Adimitra Baratama Nusantara sebagai kontributor utama. Dilihat dari penjualan, TOBA menjual batubara ke Tiongkok, India, Malaysia dan Bangladesh atau mencapai 72,4% dari total penjualan. Pada semester II-2020 ini, TOBA akan melakukan diversifikasi penjualan dan memperluas jangkauan pelanggan.

Berdasarkan laporan keuangan, TOBA mencatatkan laba bersih mencapai US$ 29,51 juta atau setara dengan Rp 413,19 miliar (kurs Rp 14.000/US$), per September 2020. Laba bersih tersebut naik 52,42% dari periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 19,36 juta atau sekitar Rp 271 miliar. Pendapatan perusahaan menurun di tengah pandemi Covid-19.

Meski laba naik, pendapatan TOBA justru turun 22% menjadi US$ 275,36 juta atau sekitar Rp 3,86 triliun dari periode September tahun lalu US$ 355,12 juta. Namun, TOBA mampu menekan beban pokok pendapatan menjadi US$ 228,99 juta dari sebelumnya US$ 289,64 juta.

Beban umum dan administrasi juga ditekan menjadi US$ 16,39 juta dari US$ 19,07 juta. Beban penjualan juga ditekan menjadi US$ 407,481 dari sebelumnya US$ 632,825.

Dari sisi pendapatan, kontribusi terbesar TOBA yakni dari penjualan batubara untuk pihak ketiga luar negeri mencapai US$ 156,89 juta, kendati turun dari sebelumnya US$ 229,86 juta.

Selanjutnya: Toba Bara Sejahtera (TOBA) berganti nama menjadi TBS Energi Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×