Reporter: Merlinda Riska | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akan lebih dalam menancapkan penetrasinya di bisnis teknologi informasi (TI). Perusahaan plat merah ini akan menggenjot bisnis layanan TI divisi korporasi (enterprise) dan small medium enterprise atau industri kecil dan menengah (IKM).
Telkom menargetkan, divisi ini bisa meraup pendapatan Rp 10,1 triliun sampai akhir tahun ini. Angka itu naik 4,1% dari perolehan tahun lalu yang sebesar Rp 9,7 triliun.
Muhammad Awaluddin, Direktur Services and Enterprise Business Telkom menyatakan pihaknya akan mendorong bisnis layanan teknologi informasi (IT services) pada tahun ini. "Tahun ini, kami lebih perkuat bisnis IT services yang mencakup managed network, managed security, juga cloud computing," kata Awaluddin, Selasa (1/4).
Menurutnya, melalui lini bisnis ini, pendapatan dari segmen IKM bisa tumbuh sebesar 13%-14% tahun ini. Sedangkan dari segmen korporasi naik sekitar 8%-9%.
Telkom berharap segmen korporasi bisa memberi kontribusi sebesar 65% dari total target Rp 10,1 triliun atau setara Rp 6,56 triliun. Sementara segmen IKM diharapkan menyokong 35% atau sekitar
Rp 3,53 triliun.
Awaluddin mengungkapkan, saat ini ada tiga lini bisnis yang dikembangkan divisinya, yaitu IT services, internet connectivity, serta voice service dan network service (satelit). "Yang paling besar tumbuhnya itu adalah bisnis IT services, sebesar 38% tahun lalu," jelas dia.
Perusahaan ini membidik jumlah pelanggan korporasi dan IKM. Dari 1.200 pelanggan korporasi saat ini, emiten telekomunikasi berkode saham TLKM ini akan menambah jumlahnya menjadi 2.000 korporasi. Sedangkan segmen UKM akan digenjot menjadi 1 juta pelanggan dari 150.000 pelanggan saat ini.
Menurut Awaluddin, sumbangan divisi tersebut masih berkisar 27%-28% terhadap pendapatan Telkom tahun 2013. Targetnya tahun ini bisa berkontribusi menjadi 30%.
Mengutip laporan keuangan Telkom 2013, pendapatan konsolidasi perusahaan ini mencapai Rp 82,9 triliun, naik 7,5% dari pendapatan 2012 yang sebesar Rp 77,1 triliun.
Bentuk Subholding
Selain itu, supaya lebih efisien dan ada sinergi di antara divisi yang lain, Telkom juga berencana membentuk empat subholding yang membawahi anak-anak usahanya. "Penataan seluruh anak usaha Telkom ini supaya selaras dengan strategi utama perusahaan, yaitu, konsep TIMES: telecommunication, information, media, edutainment, and services," paparnya.
Keempat subholding tersebut antara lain: Pertama, mobile business dengan kepala suku adalah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Kedua, information media edutainment yang dikepalai PT Media Nusantara (Metra). Nah, Metra akan membawahi PT Infomedia Nusantara, PT Metra TV, dan PT Sigma Cipta Caraka.
Ketiga, international business yang dikepalai PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin). Telin akan membawahi anak usaha internasional, seperti Telin Malaysia, Telin Singapura, dan Telin Hong Kong.
Terakhir adalah PT Telkom Infratel yang akan membawahi bisnis infrastruktur Telkom yang terdiri dari PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), PT Telkom Akses, dan PT Graha Sarana Duta.
"Sejak era Arif Yahya pada 2012, kami mulai menata subholding ini. Targetnya bisa selesai 2015," ucap Awaluddin.
Ke depan, Telkom berkeinginan anak usaha ini bisa tertata dan bisa membentuk real holding laiknya Grup Astra. "Prinsipnya, penataan ini dilakukan agar pengaturan portofolio strategi menjadi lebih baik dan terjadi sinergi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News