Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Rencana PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) memutuskan nasib anak usahanya, PT Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel) yang bakal bermitra dengan pihak ketiga, rupanya molor. Dari semula ada keputusan di kuartal I-2014, belakangan molor jadi kuartal III-2014.
Indra Utoyo, Director IT Solution & Strategic Portfolio Telkom menuturkan, saat ini, pihaknya masih mengkaji untuk mendapatkan hasil valuasi terbaik. Sayang, ia enggan menerangkan berapa valuasi harga dari 3.000 menara telekomunikasi Mitratel.
Akhir tahun lalu, Indra pernah berucap bahwa opsi bagi Mitratel menggandeng mitra adalah mengarah ke backdoor listing. Indra berujar, skema pencarian mitra adalah tukar saham (swap). "Kami swap 49% saham Mitratel," ujarnya saat itu. Dengan begitu, Mitratel kelak juga memiliki sebagian saham sang mitra. Sayang, Indra enggan menjelaskan target porsi saham yang ingin dimiliki Mitratel.
Namun, kali ini, Indra berujar bahwa opsi initial public offering (IPO) masih menjadi salah satu pertimbangan perusahaan ini. "Saat ini, kami dual track, IPO dan backdoor listing. Kami ingin memastikan sekali lagi, mana opsi dengan value terbaik," tegas Indra kepada KONTAN, Selasa (8/4).
Asal tahu saja, perusahaan terbuka yang bakal digandeng Mitratel untuk backdoor listing telah mengerecut pada dua perusahaan, yaitu PT Tower Bersama Tbk (TBIG) dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Indra masih enggan membocorkan tentang pilihan Telkom untuk backdoor listing. Dia hanya berujar, kuartal tiga tahun ini opsi terbaik untuk anak usahanya di bidang menara ini bakal diumumkan. "Opsi yang sekarang dikaji untuk unlock bisnis tower ada dua, yaitu backdoor listing dan IPO. Mana opsi terbaik akan diketahui sekitar kuartal III," timpalnya.
Mengintip laporan keuangan Telkom, jumlah aset sebelum eliminasi Mitratel pada 2013 mencapai Rp 7,36 triliun. Sementara, pada tahun 2012, jumlahnya mencapai Rp 4,93 triliun. Dalam situs resmi Mitratel, saat ini yang menjadi klien penyewaan menara perusahaan ini adalah dua anak usaha Telkom sendiri, yakni Telkomsel dan Flexi.
Sementara itu, untuk kinerja Telkom pada akhir 2013 berhasil menorehkan pertumbuhan yang positif. Perusahaan telekomunikasi plat merah ini berhasil meraup pendapatan konsolidasi sebesar Rp 82,9 triliun, atau tumbuh 7,5% secara year on year (yoy). Sedangkan, laba bersih Telkom di tahun yang sama sebesar Rp 14,2 triliun atau tumbuh 10,5% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News