Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS) bakal semakin serius menggarap rute pelayaran Belawan–Jakarta–Surabaya–Makassar–Bitung. Pada kuartal I-2015, perusahaan tersebut mengaku mengantongi pendapatan Rp 120,39 miliar dari menjalankan bisnis pelayaran di rute tersebut.
Jika disandingkan dengan total pendapatan di triwulan pertama 2015 yakni Rp 401,33 miliar, pendapatan pelayaran di rute tersebut berkontribusi 29,99%. Padahal Pelayaran Tempuran baru berlayar di rute Belawan–Jakarta–Surabaya–Makassar–Bitung sejak Oktober 2014.
Tak cuma mengandalkan pilihan rute, manajemen Pelayaran Tempuran menyatakan bisa mengantongi pendapatan karena mengubah strategi. Semula mereka berencana mengoperasikan 13 kapal berkapasitas 300 twenty foot equivalent units (TEUs) – 500 TEUs dan kecepatan 8 knot/jam–10 knot/jam.
Namun, Pelayaran Tempuran lantas mengganti mengoperasikan tiga kapal berkapasitas 1.048 TEUs–1.560 TEUs dengan kecepatan mencapai 17 knot/jam.
Hasilnya, tingkat muatan ketiga kapal tersebut justru bisa mencapai 90% dari total kapasitas muatan. Dus, dalam hitungan Pelayaran Tempuran, pengoperasian kapal di rute Belawan–Jakarta–Surabaya–Makassar-Bitung membikin biaya operasional lebih efisien 20%. "Sedangkan secara volume muatan mengalami peningkatan 50%," beber Faty Khusumo, Managing Director PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk, Jumat (26/6).
Asal tahu saja, Pelayaran Tempuran memanfaatkan rute Belawan–Jakarta–Surabaya–Makassar–Bitung sebagai rute untuk menjalankan bisnis angkutan penghubung alias feeder service. Perusahaan berkode TMAS di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut kini sudah menambah dua rute lain yakni Jakarta–Dumai dan Surabaya–Palu.
Namun prospek menjanjikan dari rute-rute pelayaran penghubung baru itu tak sejalan dengan proyeksi laba bersih. Pelayaran Tempuran merevisi target laba bersih dari semula Rp 300 miliar menjadi Rp 290 miliar tahun ini. Musabab pemangkasan target laba karena Pelayaran Tempuran menerima klaim dari klien bisnis atas armada kapal mereka, senilai Rp 10 miliar.
Klaim itulah yang menjadi pengurang target laba. "Meskipun klaim ini akan dimasukkan ke dalam asuransi," ujar Ganny Zheng, Direktur Keuangan PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. Kalau untuk target pendapatan, Pelayaran Tempuran masih mematok target Rp 1,76 triliun.
Sebagai perbandingan, pendapatan dan laba perusahaan itu di 2014 masing-masing adalah Rp 1,69 triliun dan Rp 203,24 miliar.
Realisasi belanja modal
Pelayaran Tempuran optimistis bisa mengejar target pendapatan tahun ini. Berangkat dari kinerja kuartal I-2015, Teddy Arief Setiawan, Direktur Komersial PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk bilang, pertumbuhan pendapatan terjadi karena kapasitas daya angkut kapal meningkat.
Tanpa menyebutkan, besar pertumbuhan daya angkut, manajemen Pelayaran Tempuran menyebutkan daya angkut kapal di triwulan pertama tahun ini adalah 64.285 TEUs. Dari jumlah itu, 40% berasal dari kontrak yang sudah bisa dikantongi.
Sembari menjalankan strategi bisnis, Tempuran membekali diri dengan dana belanja modal Rp 385 miliar. Sumber dana belanja modal tesebut berasal dari dari sisa dana belanja modal tahun 2014 sebesar Rp 15 miliar, serta kombinasi dengan kas internal dan pinjaman perbankan.
Hingga akhir Juni 2015 ini, Pelayaran Tempuran memastikan membelanjakan Rp 235 miliar dari alokasi dana belanja modal. Perinciannya, Rp 200 miliar untuk membeli kapal baru, dan Rp 35 miliar untuk membeli beberapa alat penunjang. Pelayaran Tempuran memang hanya menargetkan menambah satu kapal saja hingga akhir kuartal II-2015. "Target akhir kuartal ini ada satu kapal yang datang dan Oktober ada dua kapal datang," terang Ganny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News