Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jembo Cable Company Tbk tidak ingin muluk-muluk dalam mengejar penjualan tahun ini. Hingga tutup tahun nanti, emiten kabel berkode saham JECC tersebut hanya membidik penjualan sebesar Rp 1,2 triliun - Rp 1,5 triliun dengan marjin laba bersih sekitar 2%-3%% dari realisasi penjualan.
Target penjualan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan target semula. Sebelumnya, JECC sempat menargetkan penjualan sebesar Rp 3,27 triliun. Hanya saja, target ini kemudian direvisi setelah menimbang imbas pandemi corona (covid-19) terhadap kinerja perusahaan.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Jembo Cable Company Tbk Antonius Benady mengatakan, pandemi corona yang mewabah di Indonesia berdampak pada penundaan sejumlah proyek baik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun BUMN lainnya. Akibatnya, penjualan kabel JECC ke instansi-instansi tersebut mengalami penurunan.
Baca Juga: Kinerja Jembo Cable Company (JECC) Kuartal I Turun Tersengat Proyek PLN
Gejala ini sudah mulai tercermin pada kinerja JECC di tiga bulan pertama. Kala itu, JECC hanya membukukan penjualan bersih sebesar Rp 463,885 miliar. Realisasi tersebut turun drastis 40,79% bila dibandingkan angka penjualan neto di periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 783,46 miliar.
Kalau dilihat secara lebih rinci, penjualan kepada PLN, yang teridentifikasi sebagai salah satu ‘penjualan yang melebihi 10% dari penjualan bersih’ di tiga bulan pertama memang tercatat mengalami penurunan sebesar 62,05% dari semula sebesar Rp 243,44 miliar di kuartal I 2019 menjadi hanya Rp 92,36 miliar di kuartal I 2020.
Sejalan dengan hal ini, porsi kontribusi penjualan ke PLN dari total penjualan bersih merosot dari semula 31,07% dari total penjualan pada periode kuartal I 2019 menjadi hanya 19,91% dari total penjualan pada periode kuartal I 2020.
Antonius bilang, tren serupa masih berlanjut di sepanjang kuartal II 2020 lalu sehingga berdampak pada realisasi kinerja di enam bulan pertama secara keseluruhan. “Pencapaian semester pertama kalau dibandingkan dengan tahun lalu itu hanya 50% dari penjualan tahun lalu,” kata Antonius dalam paparan publik yang dihelat secara virtual pada Kamis, (16/7).
Ke depannya, JECC berharap target penjualan sebesar Rp 1,2 triliun - Rp 1,5 triliun dapat dicapai dengan meningkatkan penjualan kepada pihak distributor. Menurut Antonius, jumlah penjualan kepada pihak distributor masih berpotensi untuk naik, sebab masih ada peluang pasar dari daerah-daerah yang belum terjamah oleh pihak distributor.
Baca Juga: Fokus penjualan Jembo Cable Company (JECC) tahun ini ke pasar bebas bukan PLN
Dengan adanya peluang ini, Antonius memproyeksi porsi kontribusi penjualan ke pihak distributor bisa meningkat dari semula berkisar 25%-30% dari total penjualan menjadi 30%-35% dari total penjualan.
Sambil jalan, JECC juga akan terus berupaya menjajaki peluang-peluang pasar yang ada pada segmen proyek. Antonius berujar, peluang pasar segmen proyek masih terbuka lebar dari proyek-proyek pembangunan kilang minyak, pembangunan pabrik sejumlah perusahaan, dan sebagainya.
Melihat peluang yang ada, saat ini JECC tengah mengikuti proses tender sejumlah proyek. Nilai proyeknya bervariasi, mulai dari puluhan miliar hingga ratusan miliar. Sejauh ini, JECC sendiri mengaku sudah mengantongi beberapa proyek. Sayangnya, pihak manajemen masih enggan membeberkan nilai proyek maupun rincian informasi seputar proyek yang sudah didapat.
“Dan akan berjalannya ya ini dalam masa persiapan ya memang tetap diharapkan bisa jalan tahun ini, kalau tidak bisa ya tahun depan,” kata Antonius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News