kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terimbas pandemi, Wahana Interfood masih optimis kejar pertumbuhan penjualan 5%-10%


Jumat, 11 September 2020 / 16:07 WIB
Terimbas pandemi, Wahana Interfood masih optimis kejar pertumbuhan penjualan 5%-10%
ILUSTRASI. Pabrik PT Wahana Interfood Nusantara Tbk


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wahana Interfood Nusantara Tbk optimis bisnisnya bisa melaju di tengah situasi pandemi corona (covid-19). Berbekal sikap optimis tersebut, emiten cokelat berkode saham COCO ini bahkan masih mengejar pertumbuhan penjualan sebesar 5%-10% sampai tutup tahun nanti.

“Saya kira pertumbuhan di akhir tahun dengan target 5%-10% masih realistis dan optimis bisa dicapai,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Wahana Interfood Nusantara Tbk, Gendra Fachrurozi kepada Kontan.co.id, Kamis (10/9).

Sebagai gambaran, COCO mencatatkan penjualan sebesar Rp 216,19 miliar pada tahun 2019 lalu. Dus dengan asumsi pertumbuhan 5%-10%, maka COCO membidik penjualan neto sekitar Rp 227 miliar - Rp 237,81 miliar hingga tutup tahun.

Baca Juga: Pinago Utama (PNGO) menyebut masa puncak panen akan mendorong kinerja tahun ini

Gendra tidak memungkiri bahwa kinerja perusahaan tidak kebal dari imbas pandemi. Ia bilang, penjualan kepada pelanggan yang memiliki outlet di mall dan pelanggan distribusi di kota-kota yang terkena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) merosot pada periode Maret hingga Juni 2020 lalu. 

Sebagai informasi, penjualan produk cokelat COCO memang terbagi menjadi dua, yakni yaitu penjualan secara Business to Customer (B2C) dan  Business to Business (B2B). Beberapa pelanggan B2B COCO antara lain seperti J.CO Indonesia, BreadTalk, Starbucks, Holland Bakery, dan masih banyak lagi. 

Imbas pandemi tersebut sebenarnya  tergambar dalam laporan kinerja perusahaan. Mengintip laporan keuangan semester I 2020, COCO hanya mencatatkan penjualan neto sebesar  Rp 47,56 miliar di enam bulan pertama, turun 47,35% dibanding realisasi pada periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 90,35 miliar.

Seirama dengan penurunan penjualan neto, laba bersih COCO ikut menyusut 39,14% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 3,64 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 2,22 miliar di semester I 2020.

Baca Juga: Penerapan PSBB Jakarta dikhawatirkan berdampak pada penurunan utilitas industri kimia

Ke depannya, kebijakan PSBB total yang wacananya akan diterapkan mulai 14 September 2020 mendatang di wilayah DKI Jakarta juga diakui akan menjadi tantangan bagi perusahaan di paruh kedua tahun ini. Meski begitu, COCO telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengejar target kinerja serta menyiasati efek PSBB total DKI Jakarta maupun tantangan-tantangan lainnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×