kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Terpapar kenaikan dolar, kinerja keuangan Kedaung Indah tergerus


Selasa, 24 Juli 2018 / 20:50 WIB
Terpapar kenaikan dolar, kinerja keuangan Kedaung Indah tergerus
ILUSTRASI. Kedaung Indah Pasang Target Konservatif Tahun Ini


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) tak muluk-muluk mematok pertumbuhan tinggi di tahun ini. Pasalnya sampai semester-I-2018 ini produsen enamel dan kemasan kaleng ini masih belum meraih kinerja bisnis yang positif.

Mengintip laporan keuangan perseroan pada semester-I 2018, total pendapatan bersih perusahaan turun 35% year on year (yoy) menjadi Rp 38 miliar. Padahal diperiode yang sama tahun lalu perseroan mencatatkan penjualan senilai Rp 59 miliar.

Ing Hidayat, Sekretaris Perusahaan PT Kedaung Indah Can Tbk mengeluhkan daya beli yang terus turun. "Saat ini daya beli belum mampu naik, sales kami pun turun semua," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (24/7).

Menurutnya, permintaan yang turun hampir dirasakan oleh semua pasar produk enamel dan kaleng. Baik penjualan domestik maupun ekspor dari KICI tercatat turun hingga dobel digit.

Untuk penjualan lokal, perseroan meraih Rp 30,9 miliar pada semester-I 2018 atau 78% dari total pendapatan bersih dan raihan tersebut turun 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 41,1 miliar.

Sementara ekspor lebih dalam lagi, minus 56% di paruh pertama tahun ini menjadi Rp 7,8 miliar, dimana pada tahun lalu ekspor KICI sekitar Rp 18 miliar.

Ing mengatakan, perusahaan terus melakukan efisiensi baik dari segi produksi maupun marketing. "Namun memang ada batasannya sendiri," ungkapnya.

Oleh karena itu, perusahaan masih wait and see dalam menentukan patokan kinerja bisnis di semester-II 2018 ini. Apalagi seiring dengan kenaikan dolar AS terhadap rupiah juga membebani belanja bahan baku perseroan.

"Sebab bahan baku kami sebagian ada yang impor, tentu kenaikan kurs berpengaruh," kata Ing. Sebagai gambaran, di semester-I 2018 pembelian bahan baku KICI terbesar berasal dari perusahaan luar negeri, Jiangsu Guolin New Material Co.Ltd senilai Rp 9,6 miliar.

Jumlah tersebut naik 43% dibandingkan pembelian dari perusahaan yang sama pada paruh pertama tahun lalu, Rp 6,7 miliar. Selain itu KICI juga membeli bahan baku dari Prince Belgium BVBA senilai Rp 2,6 miliar yang naik 36% yoy.

Adapun produk enamel masih menguasai tulang punggung bisnis perseroan sebanyak 60% dari total pendapatan alias Rp 23 miliar, sementara sisanya Rp 15 miliar berasal dari penjualan kaleng. Penjualan terbesar berasal dari pelanggan PT Nissin Biscuit Indonesia senilai Rp 9,4 miliar atau 24% dari total revenue.

Dari segi produksi, KICI memiliki kapasitas terpasang 6,75 juta set enamel per tahun dan 1.650 ton kaleng per tahunnya. Masing-masing memiliki utilitas 50% dan 70%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×