Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meskipun PT Antam (Tbk) tidak dapat Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun depan. Pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) grade alumina senilai US$ 1,8 miliar di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat tetap sesuai target groundbreaking triwulan kedua 2016.
Sekretaris Perusahaan Antam, Tri Hartono mengklaim, untuk pembangunan smelter grade alumina tersebut opsi pendanaannya memang bukan dari PMN meskipun dana tersebut dibutuhkan perseroan. "Meskipun tidak dapat PMN, untuk pembangunan smelter ini tidak terganggu sama sekali," terangnya kepada KONTAN, Senin (2/11).
Untuk mempermudah pembangunan smelter tersebut, sebelumnya Antam menggandeng PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dan sudah menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
"Untuk progresnya saat ini kami dengan Inalum sedang dalam proses evaluasi calon partner," terangnya.
Partner tersebut kata Tri dibutuhkan lantaran sebagai pengganti tidak di dapatnya PMN pada tahun 2016. Sehingga pihaknya tengah mencari partner yang dari segi pendanaan maupun teknologi mendukung jalannya proyek smelter ini.
"Untuk partnernya kita akan umumkan secepatnya pada November ini," jelasnya.
Pembangunan smelter sendiri dijadwalkan baru akan dimulai di triwulan kedua tahun 2016. Sementara kata Tri sesuai dengan Head of Agreement (HoA) ditargetkan smelter tersebut mampu memproduksi 2 juta ton grade alumina per tahun.
"Tahap pertama 1 juta per tahun, kemudian tahap kedua 2 juta. Dan sampai saat ini pembebasan lahan sudah dibereskan, mudah-mudahan tidak ada kendala yang berat, sehingga bisa komisioning di 2019," tandasnya.
Terkaid dengan itu, manajer Hubungan Masyarakat Inalaum, Moranta Simanjuntak menambahkan, bahwa progres pembangunan smelter grade alumina bersama dengan Antam berjalan sesuai rencana, dia berpikir tidak akan terganggu meskipun Antam tidak mendapatkan PMN tahun depan.
"Menurut saya dana yang disiapkan kan berbeda bukan dari PMN, jadi tidak ada hubungannya dengan pembangunan smelter," terangnya kepada KONTAN, Senin (2/11).
Dia menandaskan saat ini Inalum dan Antam sedang melakukan study lapangan serta pendanaan dengan mencari mitra. "Tidak ada hambatan sama sekali, targetnya berjalan kan 2019 bisa tercapai," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News