kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tidak hanya konsumen ritel, Datascrip juga membidik segmen korporasi


Selasa, 17 Juli 2018 / 16:06 WIB
Tidak hanya konsumen ritel, Datascrip juga membidik segmen korporasi
ILUSTRASI. Datascrip dan Faro Gelar 3D User Conference


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Datascrip tidak hanya fokus pada pelanggan ritel atau individu. Namun, perusahaan ini juga menyasar segmen korporasi dengan berbagai produk, salah satunya 3D laser scanner.

Mary T Oetomo, Division Director Datascrip menjelaskan bahwa saat ini kendati porsi penjualannya masih kalah ketimbang segmen ritel, namun kontribusi penjualan di segmen korporasi cukup besar secara nilai. Hal ini karena penjualan produk-produk tersebut memiliki nilai jual produk yang lebih besar.

“Ini (3D Laser Scanner) bukan produk consumer, ini untuk profesional untuk lebih ke korporasi baik swasta maupun pemerintah. Pada dasarnya ini untuk mempermudah pekerjaan mereka, jadi kami belum bicara demand karena alatnya baru,” ujarnya di Jakarta, Selasa (17/7).

Saat ini permintaan produk 3D Laser Scanner lebih banyak dari pemerintahan dan korporasi. Setengah dari penjualan justru untuk kepolisian dalam rangka menunjang kerja-kerja investigatif. Sedangkan sisanya, permintaan berasal dari pemerintah daerah hingga korporasi.

“Dari total penjualan sudah mencapai 50% ke Kepolisian, baru sisanya ke industri. Buat kami ini masih sedikit karena orang lihat seminar belum tentu memahami dan mau beli karena produknya tidak murah,” lanjutnya.

Asal tahu saja, saat ini Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) dan Korlantas Polri sudah menggunakan alat ini untuk keperluan investigasi berbagai kasus.

Sedangkan biasanya segmen industri menggunakan untuk mendapatkan data yang akuran dan lebih efisien. Asal tahu saja, untuk setiap unit Faro 3D Laser Scanner ini dibanderol Rp 2,5 miliar hingga Rp 3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×