Reporter: Azis Husaini, Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Proyek pembangkit pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di Bahodopi, Sulawesi Tengah masih menunggu kajian teknis proyek hilir feronikel perusahaan di wilayah tersebut. Proyek dengan kapasitas 500 Megawatt itu akan mengaliri listrik untuk smelter berkapasitas 72.000 ton.
Informasi yang sampai ke Kontan.co.id bahwa pada Jumat 21 Mei 2021 ini para peserta tender memasukkan dokumen lelang. Ada tiga konsorsium besar yang akan bersaing untuk memenangkan proyek tersebut. Proyek tersebut dibutuhkan untuk mendukung hilirisasi mineral yang sedang dilakukan Vale Indonesia.
Ketiga perusahaan ini memang memiliki kapasitas dalam membangun pembangkit dan juga memasok kebutuhan gas. Chief Financial Officer (CFO) INCO, Bernardus Irmanto mengatakan, opsi pembangunan PLTG di Bahodopi masih terbuka lebar. Pembangunannya bisa saja melibatkan pihak ketiga ataupun dibangun sendiri, tergantung hasil dari kajian teknis yang tengah dilakukan.
“Keputusan apakah power plant di bangun sendiri atau di pihak ketigakan tergantung dari hasil kajian teknis. Saya tidak bisa mengatakan pasti akan ditenderkan,” kata Bernardus kepada Kontan.co.id, Jumat (21/5).
Seperti diketahui, INCO menggandeng perusahaan China untuk membangun smelter feronikel berkapasitas 72.000 ton di Bahodopi melalui sebuah perusahaan patungan atawa joint venture.
Keputusan investasi final alias final investment decision (FID) untuk proyek yang ditaksir memiliki nilai investasi sekitar US$ 1,5 miliar itu diproyeksi baru selesai pada awal tahun depan. Untuk 'melistriki' fasilitas pengolahan feronikel di Bahodopi, INCO bersama calon mitra juga berencana membangun PLTG berkapasitas 500 MW.
Belakangan kabar yang sampai ke Kontan.co.id bahwa INCO sudah membuka tender proyek PLTG Bahodopi dan Jumat (21/5) para bidder sudah memasukkan dokumen lelang.
Adapun peserta yang ikut adalah Konsorsium PT Pertamina Power Indonesia (PPI)-Medco-Kansai, serta dua konsorsium lainnya, yaitu Konsorsium Golar-Equinox dan satu perusahaan jasa EPC Tripatra yang bermitra dengan BP.
Sayangnya, Kontan.co.id belum mendapat konfirmasi dari pihak-pihak yang dikabarkan berencana ikut tender tersebut. Yang terang, Bernardus sudah menepis kabar soal hari ini para peserta memasukkan dokumen.
“Saya tidak tahu sumber beritanya dari mana. Powerplant menjadi bagian kajian teknis smelter. Tim proyek sedang mengevaluasi semua opsi, termasuk opsi membangun power plant sendiri,” ujar Bernardus saat diminta konfirmasi oleh Kontan.co.id (21/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News