Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA – Tiga koperasi petani kelapa sawit petani swadaya mitra Wilmar kembali menerima sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Ketiga koperasi tersebut adalah Koperasi Tinera Jaya di Siak, Riau, KUD Panca Jaya di Rokan Hilir, Riau, dan Koperasi Perkasa Nalo Tantan di Merangin,Jambi.
Ketua Koperasi Tinera Jaya, Suhailis, mengatakan, mereka sudah menantikan penyerahan sertifikat tersebut untuk membuktikan bahwa kelapa sawit yang diproduksi telah memenuhi standar keberlanjutan.
Menurutnya hal itu terwujud juga berkat pendampingan Wilmar, yang membimbing cara cara mengelola kebun secara profesional dan sesuai standar berkelanjutan.
Baca Juga: Biodiesel kena bea masuk anti subsidi di Uni Eropa, Luhut pilih pemanfaatan domestik
“Kami sadar bahwa untuk menjawab kampanye negatif di luar adalah dengan praktik pengelolaan kebun yang berkelanjutan,” ujar Tinera seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (11/12).
Saat ini, Koperasi Tinera Jaya yang beranggotakan 225 petani swadaya mengelola lahan kebun kelapa sawit seluas 611,4 hektare (ha). Pihaknya berharap, dengan pengelolaan kebun yang lebih baik juga dapat meningkatkan produktivitas sehingga tidak perlu memperluas areal kebun.
Produksi rata-rata tandan buah segar (TBS) anggota koperasi saat ini 2 ton per ha per bulan. Selain program pembinaan dan pendampingan oleh Wilmar, Koperasi Tinera Jaya juga memperoleh pendampingan dari PT Permodalan Siak (Persi), sebagai kepanjangan tangan pemerintah daerah, dalam hal pengelolaan kebun dan bantuan permodalan.
Ketua Koperasi Nalo Tantan, Nita Trisnawati, mengatakan, pihaknya memperoleh banyak manfaat dari pendampingan karena dapat mengatasi sejumlah kendala yang dihadapi dalam memenuhi persyaratan sertifikasi.
Awalnya memang cukup berat, tetapi dengan pendampingan dari Wilmar, pihaknya mampu menyelesaikan proses sertifikasi yang berlangsung enam bulan.
Baca Juga: Alokasi FAME B30 9,6 juta kl akan ada penyesuaian jika terjadi peningkatan
Beranggotakan 70 petani swadaya, Koperasi Nalo Tantan mengelola lahan 376,44 ha di Kabupaten Merangin, Jambi. “Pendampingan sangat penting bagi petani agar dapat memenuhi standar dan mengelola kebun secara profesional,” kata Nita.
Sekretaris KUD Panca Jaya Irwansyah mengatakan, pihaknya telah melaksanakan praktik berkelanjutan sejak awal terbentuknya KUD tersebut, seperti tidak membakar, tidak melakukan deforestasi, dan meracuni ikan. Berdiri pada 1991, KUD Panca Jaya saat ini beranggotakan 226 petani yang mengelola 456 ha kebun sawit.
Anggota KUD tidak menemui kesulitan saat proses sertifikasi yang berlangsung sekitar lima bulan. “Dengan adanya ISPO, kami lebih terorganisir dalam berkebun,” kata dia.