kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Timah (TINS) tunda ekspansi gara-gara tertekan corona dan penurunan harga logam


Kamis, 16 April 2020 / 16:46 WIB
Timah (TINS) tunda ekspansi gara-gara tertekan corona dan penurunan harga logam
ILUSTRASI. Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) meninjau komoditas Timah Batangan produksi PT Timah (Persero) di salah satu gudang di Bangka Belitung beberapa waktu yang lalu.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Corona telah menekan pergerakan pasar dan harga komoditas global, termasuk logam timah. Kondisi tersebut kembali membebani kinerja PT Timah Tbk (TINS) pada tahun ini. Di tengah masa pandemi, emiten plat merah ini pun harus menunda proyek-proyek pengembangan usaha non core business.

Sekretaris Perusahaan TINS Abdullah Umar mengungkapkan, realisasi proyek-proyek TINS hingga awal Februari 2020 sebenarnya masih berjalan sesuai rencana. Namun, dengan pertimbangan pandemi Corona, pada akhir Februari, proyek-proyek pengembangan usaha TINS ditunda.

Sedangkan proyek yang terkait dengan core business tetap diupayakan berjalan untuk mengejar target yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Timah (TINS) catatkan volume penjualan timah 2019 naik 50,05% ke 67.704 metrik ton

"Dengan pertimbangan perkembangan kondisi covid-19 dan sesuai arahan Kementerian BUMN serta MIND ID, agar fokus ke core business dan Business Commercial. Beberapa proyek TINS mengalami penundaan, perseroan fokus kepada proyek yang mendukung core business," kata Abdullah kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).

Sayangnya, Abdullah tidak menjabarkan dengan detail proyek mana saja yang tertunda, dan proyek apa saja yang terus berlanjut. Yang jelas, proyek fasilitas pengolahan ore kadar rendah yang menggunakan teknologi EPCC TSL Furnace Ausmelt tetap berjalan.

Abdullah tak menampik, pengerjaan proyek Furnace Ausmelt ini bakal terhambat oleh kondisi pandemi Corona. Kendati begitu, katanya, penyelesaian fasilitas pengolahan ini tetap ditarget selesai sesuai jadwal pada tahun 2021 mendatang.

"Furnace Ausmelt tetap jalan, walaupun sedikit mundur karena efek covid-19. Namun target penyelesaian diupayakan sesuai jadwal," ujarnya.

Sebagai informasi, fasilitas pengolahan ore timah kadar rendah ini dibangun dengan menggunakan teknologi EPCC TSL Furnace Ausmelt 40.000 crude tin yang berlokasi di Muntok Bangka Barat. Pembangunan tanur pengolahan pemurnian dengan kapasitas 40.000 ton ini akan dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Adapun, dari sisi kinerja, tampaknya TINS cukup pesimistis di tahun ini. Kondisi pandemi corona yang menekan pasar dan harga logam timah dunia diproyeksikan bakal membuat kinerja TINS merosot. Apalagi, pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah juga semakin menambah beban TINS di tahun ini.

"Dengan adanya Corona, kinerja perseroan kemungkinan mengalami penurunan seiring dengan penurunan proyeksi harga logam timah di pasar dunia. Kinerja TINS dipengaruhi oleh pergerakan harga logam timah dan nilai tukar rupiah," terangnya.

Untuk itu, di tengah kondisi pandemi seperti sekarang TINS pun membuka opsi untuk melakukan revisi pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) di tahun ini. Abdullah bilang, revisi akan dilakukan dengan mencermati dampak Covid-19 di Q1 dan Q2, serta ketika selisih dari realisasi dan rencana sudah di atas 20%.

Abdullah bilang, produksi bijih maupun logam timah TINS ditaksir mengalami penurunan dan lebih rendah dari rencana. Begitu juga dengan kinerja penjualan logam timah seiring dengan tingkat pelemahan permintaan pasar logam timah dunia di periode Kuartal I.

"Sesuai regulasi, revisi RKAP TINS akan dilakukan apabila terjadi selisih atau gap lebih dari 20% dengan realisasi. Penyesuaian tentunya melihat hasil Q1 atau Q2 apakah gap, karena efek pandemi Covid-19 cukup signifikan," ungkapnya.

Baca Juga: Pasar tertekan virus corona, produksi dan penjualan Timah (TINS) ditaksir turun

Sebagai informasi, pada tahun 2019 lalu volume produksi logam timah TINS mencapai 76.389 metrik ton (MT). Angka itu naik dari realisasi produksi tahun 2018 yang hanya 33.444 MT.

Sejalan dengan itu, TINS mencatatkan volume penjualan timah sepanjang sebesar 67.704 metrik ton di tahun lalu. Jumlah ini naik 50,05% dari volume penjualan perusahaan pada periode 2018 yang hanya 33.818 metrik ton.

Sayangnya, dari sisi keuangan, TINS mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan. Sepanjang tahun lalu, TINS membukukan pendapatan sebesar Rp 19,30 triliun. Angka itu memang melonjak 75,13% dari pendapatan tahun 2018 yang sebesar Rp 11,02 triliun.

Namun, TINS harus menanggung rugi tahun berjalan yang diatribusikan pada entitas induk Rp 611,28 miliar seiring dengan kenaikan beban pendapatan usaha serta beban umum dan administrasi. Padahal, pada tahun 2018 TINS masih mengantongi laba bersih Rp 132,29 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×