kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Timuraya siapkan pabrik sulfat ketiga


Selasa, 31 Januari 2017 / 11:31 WIB
Timuraya siapkan pabrik sulfat ketiga


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Manajemen PT Timuraya Tunggal serius ingin mewujudkan niat membangun pabrik yang sempat terlontar pada tahun lalu. Perusahaan tersebut menjadwalkan pembangunan pabrik asam sulfat ketiga pada semester II-2017.

Timuraya mengambil lokasi yang sama dengan pabrik lawas, yaitu di Karawang, Jawa Barat. Pabrik yang menempati area seluas 2 hektare (ha) tersebut bakal memproduksi asam sulfat dengan kapasitas 180 ton -200 ton per hari.

Butuh waktu sekitar dua tahun bagi Timuraya untuk membangun pabrik ketiga.Dus, perkiraan waktu operasional pabrik ketiga adalah akhir tahun 2019 atau awal tahun 2020.

Setelah pabrik tersebut beroperasi secara penuh, Timuraya akan memiliki total kapasitas produksi sebanyak 400 ton asam sulfat per hari.

Timuraya menaksir, pembangunan pabrik ketiga butuh dana investasi US$ 25 juta. Perusahaan itu akan mencukupi kebutuhan dana dari kas internal dan pinjaman perbankan. "Business plan-nya sudah lengkap, dananya juga sudah dikumpulkan," terang Susanto Husein, Manajer Pemasaran PT Timuraya Tunggal saat dihubungi KONTAN, Senin (30/1).

Asal tahu, pemilihan lokasi pabrik baru di Karawang tak terlepas dari cadangan lahan Timuraya. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1979 tersebut memiliki lahan 14 ha di Karawang. Hingga kini, masih ada 7 ha lahan yang belum mereka manfaatkan.

Timuraya sadar kalau kepemilikan lahan saja tak cukup menjadi pertimbangan ekspansi bisnis. Mereka juga mesti mempertimbangkan komponen lain dalam berbisnis, yakni upah tenaga kerja. Sebagai catatan, upah minimum kota/kabupaten (UMK) Karawang Jawa Barat termasuk tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain.

Namun, Timuraya tak gentar. Menurut penghitungan perusahaan itu, pengembangan bisnis di Karawang masih menarik. "Gaji karyawan memakan porsi yang cukup besar dari keseluruhan cost kami per tahun, tapi apabila dihitung-hitung kami tetap bisa survive," terang Susanto.

Target tumbuh 10%

Sembari mengawal proses pembangunan pabrik baru, Timuraya memacu fasilitas produksi yang ada. Mereka mengandalkan dua pabrik yang terletak di Tangerang Banten dan Karawang.

Menurut catatan pemberitaan KONTAN, pabrik Tangerang terlebih dahulu berdiri tahun 1979. Luas pabrik tersebut 4,5 ha. Sementara pabrik Karawang berdiri 14 tahun kemudian atau tahun 1993. Pabrik tersebut beroperasi di atas lahan 14,2 ha.

Timuraya akan menggeber penjualan di dalam negeri maupun luas negeri. Pasar dalam negeri baru yang mereka incar adalah Jawa Tengah dan Sumatra. Mereka mengendus potensi pasar industri kimia yang menjanjikan di kedua wilayah itu.

Meski berambisi melebarkan sayap, Timuraya tak mau keteteran dari sisi biaya pengiriman barang. Maklum, produk bahan kimia menuntut ongkos kirim di atas rata-rata produk lain. "Ongkos kirim produk kami cukup besar jadi saat ini kami fokus ke yang dekat terlebih dulu," jelas Susanto.

Sementara tujuan utama pasar ekspor Timuraya masih Amerika Serikat (AS). Tujuan ekspor sisanya yakni ke Australia, India, China, Afrika Selatan dan beberapa negara di Asia Tenggara.

Sepanjang tahun ini Timuraya menargetkan pertumbuhan pendapatan 10%. Dengan pencapaian tahun lalu sebesar Rp 600 miliar, berarti target pendapatan mereka tahun ini setara dengan Rp 660 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×