kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkat kunjungan belum pulih, pengusaha masih berjibaku gulirkan bisnis mal


Selasa, 07 September 2021 / 17:45 WIB
Tingkat kunjungan belum pulih, pengusaha masih berjibaku gulirkan bisnis mal
ILUSTRASI. Tingkat Kepatuhan Protokol Kesehatan. KONTAN/BAihaki/6/9/2021


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Sementara itu, Direktur PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) Olivia Surodjo mengungkapkan, mal-mal MTLA di Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor dapat beroperasi kembali sejak 18 Agustus 2021. Menurutnya, sudah ada kenaikan kunjungan di mall yang dimiliki MTLA dibandingkan seminggu awal pembukaan.

Kata dia, MTLA juga aktif memberikan layanan panduan untuk mengakses aplikasi Peduli Lindungi di pintu-pintu masuk mall dengan menambah SDM untuk dapat membantu pengunjung. Hal ini dinilai cukup efektif dalam meningkatkan kunjungan ke mall.

Olivia turut menilai, pembatasan anak di bawah 12 tahun yang belum dapat masuk ke mall menjadi salah satu faktor tingkat kunjungan yang belum kembali seperti sebelum PPKM. "Semakin banyaknya masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dan kemudahan akses Peduli Lindungi kami berharap kunjungan ke mall memberikan nafas bagi pelaku usaha di mall," pungkas Olivia.

Baca Juga: Aturan baru PPKM Jawa Bali: Makan di mal bisa sampai 60 menit, kapasitas 50%

Masih tertekan di 2021

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja menyampaikan, tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan meningkat secara bertahap sejak diberlakukan pelonggaran. Tapi, peningkatannya masih cenderung lambat.

Menurut Alphonsus, rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan saat ini masih berkisar di level 20%-30% dibandingkan kondisi normal, sebelum pandemi Covid-19. "Diharapkan tren peningkatan kunjungan ke Pusat Perbelanjaan akan terus meningkat seiring dengan berbagai pelonggaran yang diberlakukan oleh pemerintah," ungkapnya, saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/9).

 

Jika pemulihan terus terjadi dan bisa dipertahankan, maka setidaknya hal itu dapat mengembalikan kondisi usaha dari keterpurukan yang terjadi di bulan Juli dan sebagian bulan Agustus. Seperti diketahui, saat kasus covid-19 kembali meledak dan PPKM darurat diberlakukan, bisnis di pusat perbelanjaan dan mal ambruk lantaran terjadi penutupan operasional.

Potensi hilangnya pendapatan akibat penutupan tersebut sangat besar. Alphonsus memberikan gambaran, potensi pendapatan pusat perbelanjaan dari anggota APPBI di seluruh Indonesia berkisar di angka Rp 5 triliun per bulan. 

"Nilai tersebut adalah pendapatan yang diterima oleh Pusat Perbelanjaan, dan bukan nilai penjualan. Selama ditutup sementara maka pusat perbelanjaan (anggota APPBI di seluruh Indonesia)berpotensi kehilangan pendapatan sekitar Rp 5 triliun setiap bulan," sebut Alphonsus.

Dia menilai, masih butuh waktu yang lama untuk bisa mencapai kondisi usaha seperti sebelum pemberlakuan PPKM Darurat dan PPKM berdasar Level. Alphonsus memperkirakan sampai dengan akhir tahun 2021 kondisi usaha Pusat Perbelanjaan masih berada dalam kondisi tertekan.

Selanjutnya: Pelonggaran PPKM memacu tingkat kunjungan pusat perbelanjaan BSD (BSDE)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×