Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Satria Mega Kencana Tbk berencana melakukan perluasan area. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya perusahaan yang memiliki kode emiten SOTS ini untuk meningkatkan kinerja di tahun 2020.
Direktur Operasional SOTS Stevano Adranacus mengatakan, tahun 2020 merupakan tahun yang cukup sulit bagi seluruh pelaku bisnis, terutama industri pariwisata dan real estate. Hal tersebut akibat dampak perang dagang dan diperburuk pandemi virus corona yang mendorong ekonomi global ke arah resesi.
Baca Juga: Rugi bersih Satria Mega Kencana (SOTS) makin besar jadi Rp 30,43 miliar di 2019
"Oleh sebab itu, program kerja tahun ini akan lebih difokuskan ke peningkatan efisiensi biaya baik di holding maupun bisnis unit," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (31/3).
Tak tinggal diam, guna mengerek kinerja tahun ini pihaknya akan mengembangkan lahan yang berada di belakang Sotis Villa Canggu. Lahan seluas 4.320 m2 sedang dikembangkan menjadi Hotel Villa Canggu kurang lebih sekitar 70 kamar.
Selain Hotel Villa Canggu, emiten bersandi saham SOTS ini juga berencana mengembangkan lahan seluas 4,3 ha di Tanjung Karoso untuk pembangunan villa dan hotel. Adapun Satria Mega Kencana memiliki lahan seluas 153 ha di area tersebut.
"Nantinya akan dibangun pariwisata terpadu," lanjutnya.
Berdasarkan materi paparan publik perseroan, guna melancarkan rencana tersebut pihaknya akan menggunakan dana dari exercise warrant senilai Rp 126 miliar. Adapun dana tersebut juga akan digunakan untuk membayar utang bank sebesar Rp 95 miliar.
Juga, Stevano menyebutkan saat ini sedang melakukan feasibility study untuk pengembangan usahanya yang lain. Pertama kesempatan investasi pada sebuah proyek resort di Sumba. Kemudian, rencana pengembangan di Labuan Bajo di atas lahan 13,4 ha.
Baca Juga: Hotel baru milik Satria Mega Kencana diproyeksi baru dapat beroperasi tahun 2021
Sementara, strategi perseroan dalam efisiensi biaya pada bisnis eksisting dilakukan dengan mengandalkan profit yang tertahan di unit bisnis. "Profit yang masih mengendap di unit bisnis masih cukup untuk menahan penurunan okupansi hingga akhir tahun," tuturnya.
Hal tersebut lantaran pihaknya memproyeksikan permintaan jasa perhotelan pada April dan Mei akan mengalami penurunan yang drastis.
Bahkan, pihaknya akan me-review target awal yang telah ditentukan. "Pada awalnya kami menargetkan kenaikan laba bersih 10%, tetapi dengan kondisi yang semakin memburuk kami akan melihat kembali target awal yang telah kami tentukan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News