Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Satria Mega Kencana Tbk (SOTS) masih belum memulai konstruksi rencana ekspansi atas tiga hotel barunya. Adapun diproyeksikan ketiga hotelnya baru beroperasi pada 2021.
Stevano Adranacus, Direktur Satria Mega Kencana menyebutkan bahwa di antara proyek tiga hotel barunya diproyeksikan paling cepat yang berada di Bali. "(Paling cepat beroperasi) Bali ya di antara ketiganya, mungkin 2021," ujarnya kepada kontan.co.id , Kamis (26/9).
Secara rinci, ia memaparkan untuk proyeknya yang berada di Labuan Bajo saat ini masih dalam tahap feasibility study terhadap beberapa lahan dan market. Sedangkan, untuk proyek di Sumba Barat Daya, pihaknya juga masih identifikasi 'potential strategic partner' dari Prancis untuk melakukan kerja sama di Tanjung Karoso.
Baca Juga: Satria Mega Kencana (SOTS) akan bangun hotel bintang empat di Labuan Bajo
"Hanya saja, kami masih mengidentifikasi dalam tahap studi kelayakan," jelasnya.
Menurutnya, untuk pengembangan kawasan dengan luas lebih dari 100 ha pihaknya perlu menyiapkan waktu dalam membuat master plan dan perencanaan yang matang. Karenanya, emiten dengan kode saham SOTS di Bursa Efek Indonesia menargetkan konsep dan pola kerja sama akan selesai di Q2/2020.
Sedangkan, untuk proyek di Labuan Bajo, pihaknya mengaku sudah mengidentifikasi beberapa lahan untuk menjadi target akuisisi. Sayangnya, pihaknya masih enggan buka-bukaan lokasinya. Hanya saja, disebutkan paling lambat akan dilakukan pada Q2/2020.
Asal tahu saja, berdasarkan catatan kontan.co.id pihaknya membidik akuisisi lahan di Labuan Bajo seluas 2 ha - 3 ha.
Baca Juga: Satria Mega Kencana (SOTS) Agresif Ekspansi di Indonesia Timur
Kemudian, untuk proyeknya di Bali pihaknya masih mengkaji ulang konsep perhotelan yang tadinya akan digarap lantaran ada beberapa segmen pasar yang lebih menarik. "Kami sedang explore potensi beach club F&B outlet di daerah Canggu," jelasnya.
Berdasarkan catatan kontan.co.id , secara rinci untuk proyek di Tanjung Karoso, SOTS memerlukan dana investasi US$ 18 juta hingga US$ 20 juta. Sedangkan, untuk proyeknya di Bali akan memakan investasi Rp 100 miliar hingga Rp 120 miliar.
Stevano menegaskan tiga proyek tersebut adalah proyek jangka waktu panjang dan sangat panjang (khususnya Sumba Barat Daya). "Dana yang diperlukan dalam 3 tahun ke depan sekitar Rp 200 miliar - Rp 300 miliar. Kami berencana untuk melakukan pinjaman modal ke perbankan," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News