Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kebutuhan industri yang terus bertumbuh dan perkembangan teknologi yang cepat dengan beragam kompleksitas dan risiko yang menyertainya, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci penting bagi setiap sektor agar dapat beradaptasi dan bertumbuh secara efektif, sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan bagi keseluruhan industri di tanah air.
Kesadaran akan peran strategis SDM dalam meningkatkan daya saing industri nasional semakin meningkat, termasuk kaitannya di dalam sektor otomotif.
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) bersama seluruh rantai pasok terus berupaya untuk mengembangkan program pelatihan yang sistematis dan berkelanjutan, yang dirancang khusus untuk membekali pekerja dengan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menerapkan praktik-praktik terbaik di bidangnya.
Sebagai langkah nyata dalam pengembangan SDM melalui peningkatan keterampilan khusus bersama dengan rantai pasok, di tahun 2024 kembali di gelar kegiatan ‘Logistic Skill Contest” yang ke-13 yang mengusung tema “Let's Create Our Future Sustainability by Strong People Development, Productivity Up and Best Competitiveness”.
Baca Juga: MG Hadir di Ajang PEVS 2024, Tampilkan 3 Kendaraan Listrik Rating 5 Bintang Euro NCAP
Program ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan dalam mendorong pengembangan kompetensi untuk para operator logistik termasuk driver dengan melibatkan hampir 30 rekanan yang mendukung produksi kendaraan di dalam negeri. Upaya terus dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional melalui optimalisasi transformasi industri yang kompetitif dan berkelanjutan.
“Dalam industri yang sangat bergantung pada keandalan dan keamanan rantai pasok, pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan keterampilan ini tidak hanya menjadi sebuah kebutuhan operasional tetapi juga tanggung jawab sosial," kata Presiden Direktur TMMIN, Nandi Julyanto dalam keterangannya, Rabu (1/5).
Dia bilang, sejak tahun 2010 TMMIN telah mengutamakan pengembangan kompetensi rekanan logistik dan driver sebagai pilar penting dalam meningkatkan efisiensi dan menjaga keselamatan, salah satunya melalui kegiatan skill contest.
"Kegiatan ini menjadi wadah bagi seluruh pelaku dalam rantai pasok logistik untuk mengakselerasi kemampuan dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh sektor otomotif dan logistik, yang memiliki dampak langsung terhadap kelancaran proses produksi hingga kepuasan akhir pelanggan,” ujar dia.
Fokus utama dari upaya ini adalah untuk memastikan sistem operasi yang tidak hanya efisien tetapi juga aman. Pentingnya peran driver dalam rantai pasok, khususnya dalam hal keselamatan, menjadi kunci utama dalam program pengembangan, mengingat bahwa kecelakaan atau insiden dalam perjalanan dapat menghambat proses produksi dan memiliki efek domino yang merugikan banyak pihak dan pelaku bisnis lainnya termasuk kepada kepuasan konsumen.
Karenanya, pengembangan kompetensi pada operator driver menjadi indikator kunci dalam meminimalisir potensi risiko serta memperkuat operasi rantai pasok industri di Indonesia.
Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam menegaskan, sebagai tulang punggung distribusi barang dan jasa, peran operator driver yang efisien dapat meningkatkan produktivitas dan keamanan dalam keseluruhan operasi industri dan rantai pasok.
Menyadari peran strategis dalam mendukung daya saing industri nasional, peningkatan keterampilan spesifik yang relevan dan bermanfaat untuk industri keseluruhan perlu terus dikembangkan.
Baca Juga: Punya Infrastruktur Lengkap, Subang Smartpolitan Jadi Lokasi Pabrik Mobil Listrik BYD
Selain dari sertifikasi bagi para driver yang bersifat umum, adopsi keterampilan khusus dan baru dapat menjadi masukan penting bagi Pemerintah Indonesia khususnya untuk pengembangan sertifikasi logistik skala nasional. Inisiatif ini bertujuan untuk mengembangkan core / unique skill yang relevan dengan kebutuhan industri di masa mendatang.
“Melalui fokus pada pengembangan SDM dengan meningkatkan kompetensi dan keterampilan khusus, kami percaya bahwa inisiatif ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga mempersiapkan mereka dengan kompetensi yang relevan untuk menghadapi tantangan masa depan industri," kata Bob Azam.
Dengan demikian, mereka siap untuk bersaing dan menjadi penggerak utama dalam mendukung transformasi industri di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia dalam pengembangan sertifikasi kompetensi khusus pada skala nasional," sambungnya.
Hingga tahun 2023, telah terjalin kolaborasi dengan hampir 30 rekanan logistik yang mendukung operasi produksi kendaraan TMMIN di dalam negeri. Jaringan luas ini menopang operasional sehari-hari yang melibatkan lebih dari 1,100 karyawan dalam proses distribusi, menunjukkan skala dan pentingnya sistem yang efisien dan terintegrasi.
Sejak dimulainya inisiatif skill contest, fokus diberikan pada pengembangan master trainer sebagai strategi utama untuk meningkatkan kualitas dan keahlian dalam rantai pasok secara mandiri. Di tahun 2023, telah dikembangkan 28 orang master trainer yang tergabung dalam rantai pasok logistik Toyota yang berperan penting tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memastikan transfer ilmu dan keterampilan khusus.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dalam rangka revolusi Industri 4.0, penerapan digitalisasi menjadi aspek penting dalam kegiatan logistik. Salah satunya melalui implementasi “Sistem Tenko” secara digital yang memungkinkan pengecekan kesiapan operator driver secara real time. Selanjutnya, pengembangan Electronic Driver Check List (E-DCL) sebagai langkah maju dalam digitalisasi proses operasi untuk memastikan transparansi dan kecepatan dalam proses pengelolaan logistik hingga proses pembayaran.
Bob menegaskan, pelaksanaan skill contest juga didasari semangat tiga pilar ESG (Environment, Social, and Governance). Pada pilar environment, fokus diberikan pada pengembangan keterampilan yang mendukung upaya pengurangan emisi yang berperan besar dalam transisi menuju karbon netralitas.
Pada pilar social, peningkatan pengembangan tenaga kerja dilakukan melalui program-program sertifikasi yang bertujuan meningkatkan kualifikasi dan keterampilan pekerja. Pada pilar governance, upaya dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan dan tata kelola mencakup peningkatan prinsip untuk memastikan semua proses berjalan sesuai standar.
“Melalui peningkatan keterampilan SDM, kita bukan hanya akan mengukuhkan fondasi yang kuat bagi kemajuan industri di Indonesia, bersama-sama kita menciptakan sebuah ekosistem yang memungkinkan para pekerja untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal dalam mewujudkan visi industri yang berkelanjutan dan inklusif untuk masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara kita,” tutur Bob Azam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News