Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melanjutkan kerjasama dengan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) melalui Program SMART-Fish 3.
Tujuannya adalah meningkatkan kualitas dan pasar produk perikanan Indonesia, khususnya udang dan rumput laut, di pasar internasional. Program ini merupakan kelanjutan dari SMART-Fish 2 yang berlangsung 2019-2023.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo, menyatakan bahwa produk udang ramah lingkungan dan jenis rumput laut baru seperti Ulva dan Caulerpa menjadi prioritas.
Baca Juga: KKP Fasilitasi Pembiayaan Bagi 533 UMK, Total Rp 20,7 Miliar Tersalurkan
Hal ini karena permintaan pasar dunia untuk produk berkelanjutan meningkat. Budi juga menekankan pentingnya diversifikasi produk dan pasokan bahan baku berstandar untuk produksi berkelanjutan.
"Diversifikasi produk dan peningkatan nilai tambah dengan pasokan bahan baku sesuai standar diharapkan dapat mendorong praktik produksi yang berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (18/8).
Indonesia, sebagai produsen rumput laut besar, mampu memasok kebutuhan industri agar dan karaginan domestik. Budi optimistis bahwa Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk rumput laut bernilai tambah, bukan hanya ekspor bahan mentah.
Saat ini, KKP telah mendirikan pusat bisnis rumput laut di beberapa wilayah, termasuk Wakatobi dan Maluku Tenggara.
Budi menambahkan pentingnya panduan Risk Profiling untuk pelaku usaha dalam mengidentifikasi risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan. Sebagai contoh, Unit Pengolah Ikan di Tarakan berhasil mengekspor ke Malaysia.
Baca Juga: PPh Badan Jadi Tulang Punggung Penerimaan Pajak per Juli 2023, Ini Kata Sri Mulyani
KKP juga telah menyiapkan 16 Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pengelolaan beberapa produk perikanan. Program SMART-Fish 3, yang didanai oleh pemerintah Swiss, akan berlangsung dari 2023 hingga 2026. Pada periode 2019-2023, SMART-Fish 2 telah memberikan pelatihan dan sertifikasi bagi ribuan pelaku usaha.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyebutkan pentingnya Ekonomi Biru sebagai strategi memaksimalkan potensi kelautan Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News