Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - BANJARMASIN. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut pentingnya penggunaan barcode di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dalam proses pengisian bahan bakar minyak (BBM).
Dalam kunjungannya ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (19/03) sebagai rangkaian dari kunjungan Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas RAFI), Bahlil menyebut penggunaan barcode atau quick response (QR) dapat meminimalisir penyalahgunaan BBM bersubsidi.
"Ini biasanya kalau orang kenapa pakai barcode, subsidi bisa disalahgunakan dengan cara mobil antri, satu mobil, satu mobil, abis itu dia jual ke industri atau gak dia pakai tangki di bawah," jelas Bahlil.
Penggunaan barcode menurutnya menjadi langkah untuk memastikan BBM subsidi tepat sasaran kepada masyarakay yang masuk dalam kategori penerima BBM subsidi.
Baca Juga: Pantau SPBU Pertamina Cilegon, Bahlil Pastikan Kualitas BBM Sesuai Standar
"Jadi ibu (ketua) BPH Migas ini memakai barcode untuk memastikan tepat sasaran, itu pun tidak semuanya sempurna, tetap kita ada penataan," jelasanya.
Lebih detail, Bahlil menyebut dalam periode satu tahun pemerintah telah menyiapkan dana subsidi untuk Pertalite dan Solar kurang lebih sebesar Rp 150 triliun.
"Subsidi kita satu tahun, bensin atau pertalite dengan solar itu Rp 150 triliun kurang lebih, tergantung harga minyak dunia," ungkapnya.
Baca Juga: Izin Impor Aman, ESDM Pastikan Stok BBM untuk SPBU Swasta Lancar Selama Idulfitri
Ia juga mencontohkan, subsidi untuk Pertalite atau yang memiliki Research Octane Number (RON) 90 dialokasikan sebesar Rp 3.000 per liter.
"Yang RON 92, ini bukan harga subsidi, tapi harga pasar. Tapi kan kewajiban pemerintah memastikan agar kualitasnya benar, antara yang dibayar dengan yang diterima masyarakat," tutupnya.
Baca Juga: Curangi Takaran, Kemendag dan Bareskrim Polri Segel SPBU di Bogor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News