Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Meski begitu, Hendra menilai, jika perusahaan melihat outlook bisnis batubara masih belum bisa membara dalam beberapa waktu ke depan, maka kondisi saat ini bisa menjadi momentum untuk melakukan ekspansi dalam investasi di bisnis non-batubara.
Namun, kata Hendra, ekspansi dalam rangka diversifikasi bisnis ini bukanlah hal yang mudah. Selain nilai investasi yang tinggi, diversifikasi bisnis ini pun bersifat jangka panjang.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo. Menurutnya, perusahaan akan mengerem ekspansi, terutama dari sisi akuisisi lahan tambang, juga terpengaruh oleh langkah pemerintah yang akan memperketat pengawasan dan pengendalian produksi.
Baca Juga: Ini penyebab Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Januari diprediksi susut
"Jadi bagaimana mau akuisisi kalau di saat yang bersamaan pemerintah juga memperketat pengendalian (produksi). Dari sisi harga pun sulit rebound (meningkat) dan juga cenderung flat," ungkap Singgih.
Sekali pun ada ekspansi atau akuisisi, Singgih memprediksi hal itu tidak akan terjadi di awal tahun. Sebab, perusahaan akan terlebih dulu melihat hasil evaluasi pemerintah dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang dilakukan di tengah tahun.
"Tidak mungkin melangkah (ekspansi) di kuartal I, melihat evaluasi pemerintah dulu," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News