Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Tahun ini, kata Leonardus, INDY juga akan melanjutkan upaya diversifikasi ke sektor non-batubara. Antara lain di bisnis emas serta penyelesaian fuel storage di Kariangau, Kalimantan Timur, yang ditargetkan dapat beroperasi pada semester II tahun ini.
"Target kami melanjutkan diversifikasi usaha dan melihat peluang pertumbuhan dan kesempatan usaha baik secara organik maupun non-organik, terutama di sektor non-batubara," jelasnya.
Leonardus pun menyatakan bahwa pihaknya belum berencana untuk melakukan aksi korporasi lain berupa divestasi aset.
Baca Juga: Berniat akuisisi, ABM Investama kaji tambang batubara potensial di seluruh Indonesia
Terkait pengembangan aset eksisting, Leonardus menyebut, INDY juga akan menjaga stabilitas keuangan dan meningkatkan optimalisasi kinerja, termasuk memenuhi target produksi batubara. "Kami juga fokus mengelola operasi usaha melalui pengendalian biaya dan peningkatan produktivitas," sebut Leonardus.
Dalam catatan Kontan.co.id, INDY menargetkan produksi batubara sebesar 30,95 juta ton pada tahun ini.
Sepi Akuisisi
Adapun, terkait agenda aksi korporasi berupa akuisisi tambang, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia sebelumnya mengatakan, tren pasar dan pergerakan harga saat ini membuat perusahaan batubara akan lebih berhati-hati untuk menanamkan investasi.
Hendra bilang, perusahaan akan lebih berusaha melakukan efisiensi dengan menekan biaya produksi. "Pasar dan harga tidak menentu. Jadi kalau untuk akuisisi lahan dan pembelian alat berat, harus disesuaikan dengan rencana tambang yang merujuk pada kondisi dan outlook pasar. Jadi bisa dikatakan akan mengerem," kata Hendra ke Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Harga batubara masih lemah, Bukit Asam (PTBA) lakukan diversifikasi bisnis