kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.678.000   -23.000   -1,35%
  • USD/IDR 16.265   95,00   0,58%
  • IDX 6.638   24,89   0,38%
  • KOMPAS100 989   6,52   0,66%
  • LQ45 772   2,68   0,35%
  • ISSI 204   1,51   0,74%
  • IDX30 401   1,74   0,43%
  • IDXHIDIV20 484   3,14   0,65%
  • IDX80 112   0,84   0,75%
  • IDXV30 118   1,00   0,85%
  • IDXQ30 132   0,57   0,44%

Topping off, okupansi JB Tower Kebon Sirih sudah 20%


Minggu, 06 Mei 2018 / 22:02 WIB
Topping off, okupansi JB Tower Kebon Sirih sudah 20%
Topping off Gedung JB Tower


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan perkantoran di Jakarta akan terus bertambah. Pasalnya pembangunan perkantoran bertajuk Jakarta Box (JB) Tower yang dikembangkan oleh PT Mardhika Arta Upaya telah memasuki tahap topping off atau tutup atap dan ditargetkan akan rampung pada kuartal I 2019.

JB tower merupakan perkatoran sewa dengan luas area sebesar 35.000 meter persegi (m2) yang dibangun di atas lahan 5.816 m2. Sekitar 3.000 m2 dari total area diperuntukkan untuk restoran and retail. Total investasi yang digelontorkan untuk pembangunan proyek ini mencapai Rp 1,1 triliun.

Edi Susilo, Direktur PT Mardhika Artha Upaya menjelaskan, JB Tower merupakan gedung perkantoran dengan konsep hemat energi di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, ramah lingkungan, dan mengadopsi ornamen budaya betaawi dalam desainnya. "Perkantoran ini ditargetkan akan rampung pada kuartal I 2019 dan bisa beroperasi pada kuartal III," katanya saat melakukan seremoni topping off JB Tower, Sabtu (5/4).

Mardhika Artha Upaya membangun JB Tower bekerjasama dengan Asiawide Group Singapore yang dalam afiliasinya dengan Asia Quest Group Malaysia. Gedung kantor ini dibangun dengan konsep dasar berupa kumpulan box/kotak yang membentuk komposisi menjulang ke atas.

Edi mengatakan, di samping mengusung teknologi canggih ramah lingkungan seperti water conservation dan energy efficiency, JB Tower memiliki desain struktur yang disimulasikan mampu bertahan terhadap gempa berkekuatan hingga 8.5 skala Richter.

Untuk membangun proyek ini, Mardhika Artha Upaya mengandalkan kas internal dan dana perbankan. Perusahaan mendapatkan pinjaman dari bank OCBC senilai Rp 500 miliar untuk membangun perkantoran ini.

Mardhika Artha Upaya telah menunjuk Leads Property untuk mengelola sekaligus sebagai agen tunggal pemasaran JB Tower. Proyek ini akan menyasar perusahaan-perusahaan yang sudah terbiasa beroperasi di daerah Thamrin dan sekitarnya, baik itu perusahaan nasional maupun multinasional, terutama perusahaan yang sangat peduli akan pentingnya penerapan konsep green building.

Adapun harga sewa JB Tower ditawarkan sekitar Rp 300 per m2. Darsono Tan, Direktur Leads Property mengatakan, pihaknya menargetkan okupansi perkantoran ini bisa mencapai 50%-60% saat mulai beroperasi nantinya. "Saat ini kami sudah mendapatkan komitmen sewa 20% dari perusahaan coworking space," kata Darsono.

Darsono yakin prospek JB Tower akan bagus ke depan. Meskipun saat ini pasar perkantoran di Jakarta secara umum masih over supplai, namun okupansi perkantoran di bilangan Thamrin dan Kebon Sirih masih cukup bagus karena pasokan baru tidak banyak.

"Walaupun banyak ruang kantor yang tersedia di pasaran, tetapi di kawasan Kebon Sirih sendiri penyerapan ruang kantor cukup tinggi, dimana tingkat huniannya masih berada di atas angka 89%. Sementara di Kuningan dan Sudirman okupnais rata-ratanya masih 81%," jelas Darsono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×