Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Gelaran Japan Mobility Show resmi dibuka tengah pekan ini hingga 5 November 2023. Sebanyak 475 perusahaan, 100 startup, dan 200 perusahaan pendukung berpartisipasi dalam ajang pameran otomotif akbar yang sebelumnya bernama Tokyo Motor Show.
Mulai tahun ini, nama hajatan yang berlangsung di Tokyo Big Sight ini memang berganti nama dari motor ke mobility (mobilitas). “Kami ingin mengirimkan pesan kepada dunia mengenai masa depan Jepang,” ujar Akio Toyoda, Chairman Toyota Motor dan Kepala Japan Automobile Manufacturers Association, dalam pernyataan resminya.
Tampak di venue pameran ini banyak produk baru yang mengusung teknologi masa depan dan ramah lingkungan. Ragam kendaraannya pun meluas, bukan lagi sekadar transportasi umum melainkan juga ada mobil terbang, kendaraan satu orang, hingga infrastruktur berbasis sofware.
Contohnya di stand Grup Toyota juga menampilkan kendaraan dan mobil konsep yang sarat teknologi masa depan, baik untuk produk Lexus maupun Toyota, Daihatsu, dan produk lainnya. Baik mobil penumpang maupun komersial.
Astra sendiri saat ini juga bekerja keras untuk membuat produk mobil listrik atau electric vehicle (EV) yang cocok untuk pasar Indonesia. “Kita selalu mendukung industrial policy dari negara, dan untuk itu kami bekerjasama dengan partner kita, prinsipal kita, untuk segera membuat EV yang memang baik dan fit untuk market Indonesia,” ujar Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur PT Astra International Tbk yang ditemui di arena Japan Mobility Show (25/11).
Baca Juga: Hingga Akhir 2023, Toyota Bakal Tambah Fasilitas Charging Station di 200 Dealer
Tak mau sekadar bikin mobil listrik, saat ini Astra sedang dalam proses pembuatan produk EV yang tepat untuk pasar Indonesia. Secara pararel, Astra juga membangun ekosistem EV. “Kita harus bangun infrastruktur EV,” ujar Djony.
Saat ini, menurut Djony, Astra sudah agresif membangun charging station maupun charging unit. “Charging unit ini kini sudah digunakan oleh teman-teman di Toyota dengan reliabilitas yang baik,” kata Djony.
Yang menarik, charging unit ini bukan produk impor, melainkan buatan Grup Astra sendiri, yakni Astra Otoparts (AOP). “Kita tidak mengimpor lalu kita melabeli. Tidak. Ini adalah diferensiasi produk AOP,” tandasnya.
Djony lalu menyebut mobil listrik Toyota BZ4X, itu sudah dilengkapi charging unit buatan Astra Otoparts.
Dalam hal mobil ramah lingkungan, saat ini Astra memang sudah cukup kuat memasarkan mobil hibrida (hybrid). “Market hybrid kita 60%-70% dari penjualan EV Astra,” ujar Henry Tanoto, Direktur PT Astra International Tbk, yang juga hadir di ajang Japan Mobility Show ini.
Multipathways
Walau punya basis cukup kuat, namun Astra tidak akan hanya bikin mobil hybrid. “Prinsipnya kita bergerak cepat di industri EV, tapi kita juga tahu bahwa adopsi teknologi itu tidak homogen,” ujar Djony.
Secara struktur otomotif Indonesia, sebanyak 65% pasar otomotif itu mid-low customer alias pasar menengah ke bawah. Pada tahun 2030-2040, menurut Djony, struktur pasar sedikit berubah, hanya bergeser sedikit ke atas. “Namun tidak bisa ke pasar high-end,” ucapnya.
Untuk itu, Astra memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih produk kendaraan. Apakah itu mobil bermesin pembakaran, mobil listrik, hybrid, hybrid plug-in, dan sebagainya.
“Astra memilih multi-pathways, banyak jalur teknologi,” kata Djony.
Baca Juga: Toyota Indonesia Sudah Ekspor 2,5 Juta Unit Kendaraan T-Brand ke Berbagai Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News