kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Transaksi kakao di BBJ sudah mencapai 77.805 ton


Senin, 21 Mei 2012 / 20:46 WIB
Transaksi kakao di BBJ sudah mencapai 77.805 ton
ILUSTRASI. Seorang karyawan dengan mengenakan masker berswafoto dengan seekor bekantan betina bernama Melani di Faunaland, Ancol,


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri


JAKARTA. Perdagangan berjangka komoditas kakao tampaknya kian diminati pengusaha. Volume perdagangan yang difasilitasi Bursa Berjangka Jakarta atawa Jakarta Futures Exchange (JFX) naik setiap bulannya, baik untuk kuantitas barang maupun jumlah pembeli dan penjualnya.

April lalu, volume perdagangan kakao di BBJ mencapai 4.785 lot atau naik 14,3% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4.187 lot. Alhasil, periode Januari sampai April tahun ini telah mencapai 15.561 lot atau 77.805 ton.

"Sampai sekarang terdapat 67 pelaku usaha yang terdaftar," kata Andam Dewi, Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Usaha PT Bursa Berjangka Jakarta, Senin (21/5).

Seperti diketahui, pekan lalu BBJ bersama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) untuk pertama kalinya memfasilitasi serah terima fisik perdagangan kakao antara PT Core Indonesia sebagai penjual dan PT Bumi Tangerang Cocoa Indonesia selaku pembeli. Adapun jumlah yang diserah terimakan sebaanyak 3 lot atau 15 ton.

Menurut Andam, makin ramainya transaksi, pihaknya optimistis volume perdagangan kakao di BBJ bisa mencapai 60.000 lot tahun ini. Untuk itu, BBJ berusaha terus melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha dari berbagai daerah, seperti dari Maluku, dan Lampung.

Ia mengakui, sejak pertama kali memulai perdagangan kakao Januari silam, pelaku usaha yang bertransaksi di BBJ seluruhnya adalah pengusaha lokal. "Kami optimistis tahun ini masuk pelaku usaha kakao dari luar negeri, sebab pasar kakao di Indonesia masih menjanjikan," imbuh Andam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×