Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang mineral PT Trinitan Metals And Minerals Tbk meraih kinerja keuangan tahunan yang kurang optimal.
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (30/6), penjualan neto emiten berkode PURE tersebut tercatat sebesar Rp 452,12 miliar di tahun 2019. Jumlah ini turun 22,55% (yoy) dibandingkan penjualan neto perusahaan di tahun sebelumnya sebesar Rp 583,78 miliar.
Baca Juga: Trinitan Metals (PURE) rampungkan uji kelayakan ekstraksi nikel
Beban pokok penjualan PURE di tahun 2019 turun 12,34% (yoy) dari Rp 516,31 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 452,58 miliar di tahun 2019. Lantas, PURE mesti menanggung rugi bruto sebesar Rp 468,32 miliar di tahun 2019, sedangkan di tahun 2018 emiten ini meraup laba bruto sebesar Rp 67,46 miliar.
Tak hanya itu, PURE juga menderita kerugian bersih tahun berjalan sebesar Rp 27,36 miliar di tahun 2019. Padahal, di tahun sebelumnya PURE memperoleh laba bersih sebesar Rp 27,27 miliar. Jika ditelusuri, di tahun 2019 jumlah penjualan neto PURE didominasi oleh penjualan produk ke pasar lokal sebesar Rp 287,07 miliar, sedangkan penjualan produk ke pasar ekspor sebesar Rp 165,04 miliar.
Baca Juga: Ekspor dilarang, bisakah smelter dalam negeri mengolah ore nikel kadar rendah?
Dari jenis produk, sebagian besar penjualan neto PURE di tahun lalu berasal dari penjualan pure lead atau timbal sebesar Rp 151,54 miliar. Kemudian diikuti oleh penjualan antimony lead sebesar Rp 115,94 miliar dan calcium lead sebesar Rp 114,73 miliar.
Di akhir tahun 2019, PURE memiliki nilai aset sebesar Rp 842,61 miliar. Jumlah ini terdiri dari aset lancar sebesar Rp 653,03 miliar dan aset tidak lancar sebesar Rp 189,57 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News