Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tripatra kini gencar memperluas sayap bisnisnya di luar sektor migas. Mereka sudah mencanangkan target jangka menengahnya, yakni dalam 5 tahun ke depan kontribusi pendapatan akan didominasi dari sektor energi baru terbarukan (EBT) dan pengolahan mineral (hilirisasi).
Finance and Commercial Director Tripatra Benny Joesoep menjelaskan, selama 50 tahun berdiri Tripatra memulai bisnisnya dari sektor minyak dan gas bumi (migas), kemudian logistik, lalu konstruksi.
Lantas, kini Tripatra mulai masuk ke bisnis lain di luar zona nyaman, yakni ke sektor energi terbarukan dan hilirisasi mineral.
“Kami juga kembangkan sayap tidak hanya di migas tetapi juga membantu visi misi Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di 2060. Caranya memberikan kontribusi penerapan energi hijau,” ujarnya saat konferensi pers Tripatra Sustainable Engineering Summit, Jumat (13/10).
Saat ini Triptara sudah mulai masuk ke proyek energi baru terbarukan (EBT) seperti panas bumi, energi surya, dan terbaru biofuel generasi kedua.
Baca Juga: Tripatra Fokus Garap Hilirisasi Nikel dan Bauksit
Selain itu, Tripatra juga akan ikut berpartisipasi dalam percepatan hilirisasi di Indonesia untuk mengambil peran dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Benny menerangkan, perjalanan ke sektor baru ini baru dimulai Tripatra sehingga kontribusi pendapatan di sektor migas masih sangat besar. Secara kontrak hampir lebih dari 90% masih dari sektor migas. Akan tetapi sisanya sudah mulai ada dari sektor lain seperti energi terbarukan dan petrokimia.
“Kalau melihat ke depannya karena ini suatu proses transformasi kita inisiasi mulai dari sekarang, dalam 5 tahun ke depan revenue atau bisnis lebih dari 30% harus datang dari Energi Baru terbarukan (EBT) dan 30% dari mineral processing. Lantas sisanya akan didapat dari proyek petrokimia dan hulu migas,” ungkapnya.
Benny menerangkan, target tersebut merupakan target Tripatra yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia mencapai nol emisi di 2060 dan mendorong hilirisasi mineral di Tanah Air.
Dia menegaskan, target komposisi kontribusi pendapatan ini tidak lagi menjadi keinginan mengawang-ngawang semata.
“Jadi kami punya landasan. Kalau hilirisasi fokusnya tidak mau mineral macam-macam, jadi nikel dan bauksit saja, jelas,” pungkas Benny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News