kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tuntutan global terkait permintaan minyak sawit berkelanjutan ditangkap positif


Jumat, 10 Desember 2021 / 17:20 WIB
Tuntutan global terkait permintaan minyak sawit berkelanjutan ditangkap positif
ILUSTRASI. Minyak kelapa sawit sebagai minyak nabati berkelanjutan terbesar di dunia saat ini


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saat ini minyak kelapa sawit merupakan minyak nabatai berkelanjutan terbesar di dunia. Indonesia sebagai negara terbesar penghasil minyak kelapa sawit terus berupaya mendorong agar sawit memenuhi kebutuhan global.

Sementara itu, tuntutan global terkait permintaan minyak sawit berkelanjutan ditangkap positif sebagian produsen kelapa sawti nasional, seperti yang dilakukan Asian Agri Grup.

Direktur Asian Agri, Bernard Riedo mengatakan, lahan perkebunan kelapa sawit Asian Agri mencapai 100.000 ha sebagai kebun inti serta telah bermitra dengan petani sawit dengan model skim  plasma terdapat 60.000 ha, dan model kemitraan melalui dengan petani swadaya mencapai 42.000 ha.

“Perkebunan kelapa sawit yang kami kelola tersebar di tiga wilayah yakni, Sumatra Utara, Riau dan Jambi,” kata Bernard, dalam FGD Sawut Berkelanjutan VOL 11, bertajuk “Minyak Sawit  Sebagai Minyak Nabati Berkelanjutan Terbesar Dunia”, yang diadakan media InfoSAWIT seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (9/12).

Baca Juga: Dorong pertanian, Pertamina Field Limau andalkan program Niat Mila

Lebih lanjut kata Bernard, produksi minyak sawit Asian Agri telah mencapai 1,1 juta ton per tahun, dan telah menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sustainable, lantaran memperoleh sertifikasi  minyak sawit berkelanjutan terbesar di dunia, baik untuk skim Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Indoensian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan International Sustainability and Carbon Certification (ISCC). 

“Serta telah menjadi perusahaan perkeunan kelapa sawit pertama yang mitra petani sawit swadaya-nya memperoleh sertifikat RSPO dan ISPO,” katanya.

Tak hanya memenuhi aspek praktik sawit berkelanjutan dalam proses budidaya di perkebunan kelapa sawitnya, Asian Agri juga memiliki tingkat produksi kelapa sawit yang cukup tinggi, dibandingkan produktivitas rata-rata perkebunan kelapa sawit global.

Baca Juga: Pemerintah tarik retribusi untuk perkebunan sawit, ini kata Gozco Plantations (GZCO)

Produktivitas rata-rata kebun sawit Asian Agri mencapai 5,38 ton CPO/ha/tahun, lebih tinggi dari ratarata produktivitas perkebunan kelapa sawit global yang mencapai 4,3 ton/ha/tahun. 

Sementara itu,  Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk., M Hadi Sugeng, praktik sawit berkelanjutan telah dilakukan semenjak 2011 lalu sesuai kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), yang mana regulasi ISPO terus berkembang dan telah dilakukan beberapa kali revisi hingga ditetapkannya Perpres No. 44 Tahun 2020, Tentang Sistem Serifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia, dengan regulasi petunjuk teknis sesuai Permentan No. 38 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia.




TERBARU

[X]
×